Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Samosir. Aktivis penyelamatan Danau Toba, Sebastian Hutabarat (47), berdarah-darah akibat dipukuli beramai-ramai oleh pengusaha tambang batu di Desa Silimalombu, Kecamatan Onanrunggu, Kabupaten Samosir, JS dan anak buahnya, Selasa (15/8/2017) pagi.
Beruntung nyawa Sebastian selamat, namun akibat penganiayaan ini, korban mengalami luka di sekukur tubuh hingga wajahnya.
Sebastian yang menetap di Balige, Tobasa ketika dihubungi Rabu (16/8/2017) menuturkan, penganiayaan ini dialaminya ketika ia bersama rekannya sesama aktivis lingkungan Danau Toba Johannes Marbun, yang kebetulan berada di Samosir bermaksud melihat lokasi penambangan batu oleh perusahaan dan bertemu dengan pengusaha JS.
Kedatangan mereka karena adanya keberatan dan kekhawatiran warga sekitar tambang, salah satunya keluarga Gultom atas aktivitas pengerukan batu di bukit pinggiran danau.
Sebastian, Johannes dan JS pun bertemu dan terjadilah perbincangan di dekat lokasi tambang. Diskusi mulai menghangat saat Sebastian mempertanyakan aktivitas tambang.
"Dia selalu berkeras kalau tambangnya punya izin. Lalu saya bilang Aquafarm dan TPL pun punya izin tapi merusak, di situ diskusinya agak keras," kata Sebastian.
Sebastian kemudian menuding pemerintah melakukan pembiaran atas pengrusakan Danau Toba oleh banyak perusahaan. Pembicaraan dengan tensi tinggi kemudian berlanjut. Hingga akhirnya Sebastian yang melihat gelagat tidak baik kemudian memilih untuk mengakhiri pembicaraan. Ia dan Johanes pun pamit.
"Pamit itu masih salam-salaman walau dalam keadaan kurang enak. Tapi waktu baru jalan kaki sekitar 10-20 meter dikejarnya dan langsung dipukulinya," kata Sebastian.
Para pegawai perusahaan juga turut memukul Sebastian dan Sebastian. Mereka tidak melawan. Johanes yang melihat itu kemudian berlari keluar meminta pertolongan warga sekitar.
"Datanglah warga, ada juga ibunya kepala desa, tapi tetap dipukulinya dan memaki-maki dengan kasar," ungkapnya.
Kepala Desa setempat menurut Sebastian kemudian berupaya mendamaikan kedua belah pihak pada tengah hari. Namun JS tidak menyesali perbuatannya dan tetap mengintimidasi Sebastian.
"Lalu kita dibawa polisi dan kita buat pengaduan di Polres Samosir," terangnya.
Di Samosir, JS dikenal sebagai saudara Bupati Samosir Rapidin Simbolon. "Iya dia memang abang bupati," katanya.
Kapolres Samosir AKBP Donald Simanjuntak yang coba dihubungi belum memberikan tanggapannya. Lewat percakapan via WhatsApp, Donald mengaku baru selesai mengikuti rapat paripurna di DPRD Samosir.