Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tarutung. Mungkin hanya doa yang bisa dipanjatkan oleh masyarakat Tapanuli Utara (Taput), ketika membutuhkan pertolongan dokter. Namun, sesampai di rumah sakit, justru kepanikan yang ada. Dokter tidak ada di tempat.
Hal itulah yang dialami J Gultom, warga Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Tarutung, Taput. Ia bercerita pada Senin (7/8/2017), dia membawa istrinya yang akan melahirkan ke RSUD Tarutung. Namun, Gultom justru panik sesampainya di rumah sakit milik Pemkab tersebut. Pasalnya, pihak RS menyebutkan saat itu dokter kandungan sedang tidak ada.
Panik dan kecewa, dia pun melarikan istrinya ke RSU kabupaten tetangga di Balige, Toba Samosir.
“Sampai di Balige, rasa panik semakin bertambah, karena dokter kandungan juga tidak ada. Akhirnya, kami ke salah satu RSU di Kota Pematang Siantar. Istri saya dioperasi. Bayi selamat dan lahir sehat. Namun, kesedihan semakin bertambah, saat ibu sibayi mengalami kritis, mungkin karena telat bersalin,” terang Gultom kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (23/8/2017), di Tarutung.
Gultom berharap kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara agar membenahi manajemen RSU Tarutung. Sekitar 230.000 lebih jiwa bermukim di daerah ini dan ketika membutuhkan bantuan dokter, ternyata dokter tidak berada di RSU. Itu merupakan hal yang sangat mengerikan.
Wakil Direktur RSU Tarutung, Sudirman Manurung kepada medanbisnisdaily.com, membenarkan hal itu. Sudirman mengaku, saat itu dokter kandung sedang berangkat pelatihan untuk memperoleh surat tanda registrasi (STR).
“Benar, saat itu 2 dokter kandungan yang bertugas di RSU Tarutung, pelatihan untuk memperoleh STR, guna memiliki surat izin praktek,”aku Sudiman.
Direktur RSU Tarutung, dr Ganda Nainggolan saat dikonfirmasi menyebutkan untuk mengatasi hal itu maka dokter harus ditambah. ‘Tambah dokter,” katanya singkat.