Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Medan. Persaingan bisnis pusat perbelanjaan modern di Kota Medan makin sengit. Meski sebagian sepi pengunjung, laan namun plaza/mall baru tetap tumbuh. Karakteristik warga Medan yang suka berlama-lama di dalam mall/plaza untuk berbelanja atau sekadar makan/minum tentu membuat bisnis ini cukup potensial.
Di kawasan Jalan Ring Road/Gagak Hitam, misalnya, kini berdiri plaza baru, yakni Citywalk dan Mahatthan. Tentu, pihak pengelola harus punya strategi jitu untuk menarik minat pengunjung.
Soal sengitnya persaingan bisnis pasar modern ini diakui Andre, Marketing Communication Ringroad Citywalk. Sebagai pendatang baru, terangnya, Citywalk harus memiliki hal yang berbeda dari plaza/mall yang lebih dulu ada.
"Berdiri Mei 2015 , hampir 3 tahun sudah kita beroperasi, Citywalk berjalan sesuai harapan. Kalau untuk persaingan, ya itu sudah pasti ada, tapi dengan meningkatnya pembangunan mall sudah pasti traffic pengunjung menjadi terbagi. Untuk mensiasatinya, maka kita selalu berinovasi. Kkita satu-satunya mall yang mempunyai reguler event dari awal buka, dan hal ini dinikmati oleh pengungjung karena ini hal yang dianggap berbeda," papar Andre kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (23/08/2017).
Ia mengatakan, sampai saat ini traffic pengunjung di Citywwalk bisa mencapai hingga 15.000 pengunjung saat weekend. Awalnya Citywalk menyasar segmen family, namun seiring berjalannya waktu, ternyata kalangan remaja dan orang kantoran yang berada di sekitar Jalan hahak Hitam juga menghabiskan waktu maupun berbelanja di Citywalk.
Sala-satu hal yang dilakukan tim managemen Citywalk untuk membuat pengunjung nyaman dan berkesan adalah soal keamanan yang sangat dijaga demi kenyamanan pengunjung.
“Trend saat ini banyak orang yang ingin eksis dengan selalu menyempatkan diri berfoto ke tempat yang di kunjungi. Hal inilah yang kita manfaatkan. Citywalk memberikan spot-spot menarik untuk pengunjung berfoto. Selain membuat reguler event, seperti live music, pertunjukan budaya seperti tari daerah, lalu Senin-Minggu, kita selalu hirekomunitas costplay (costum play) untuk membuat pengunjung tak bosan," sebutnya.
Andre menceritakan awal dibangunnya shoping mall Citywall ini untuk menarik pengunjung dari wilayah Aceh. Namun setelah berjalan selama setahun, bukan hanya dari wilayah Aceh, namun pengunjung dari pusat Kota Medan pun banyak yang datang kemari.
Ia mengakui Citywalk mempunyai peran penting mengenai pertumbuhan bisnis dan ekonomi di daerah Ringroad.
"Citywalk bahkan bisa dibilang menjadi pioner untuk orang berinvestasi di daerah Ringroad," ucapnya.
"Jadi orang kemari ngga harus spending money, yang bener-bener harus berbelanja, namun,dapat memilih untuk bersantai bersama teman dan keluarga," lanjut Andre.
Kepala Humas Medan Mall, Irfan, mengatakan, pusat perbelanjaan modern di Medan memang terus akan tumbuh. Hal ini sudah diprediksi jauh-jauh hari ketika Medan Mall mulai dibangun 22 tahun lalu.
“Namun apa yang ditawarkan oleh setiap mall pasti ada yang berbeda dan ini menyasar segmen yang berbeda pula," ungkapnya.
Selain dikelilingi oleh pusat grosir, terang Irfan, Medan Mall memiliki toko-toko emas yang masih menjadi baromater di Kota Medan untuk transaksi jual beli.
“Jadi orang kalau mau beli emas ga bakal ke Plaza Medan Fair. Pasti kemungkinan besar bakal datang kemari," jelasnya.
Untuk hal inovasi dalam menghadapi tantangan persaingan ini, Irfan mengatakan pihaknya selalu memantau harga yang ditawarkan setiap outlet agar tak lebih mahal dari dari outlet di mall lain.
“Bahkan, kita selalu menyarankan untuk selalu ada program diskon yang diberikan setiap minggu kepada pengunjung," terangnya.
Terus Tumbuh
Ketua Asosiasi Pengelolah Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Sumut, Suryanti, mengungkapkan, antar mall/plaza saling mendukung satu dengan lainya. Karena masing-masing punyai karakteristik tersendiri, mulai lokasi dan segmentasi. Ia kurang setuju disebut adanya persaingan di bisnis ini.
"Misal Plaza Milenium, orang ke sana kebanyakan datang untuk membeli smartphone. Lalu Plaza Medan Fair, yang di dalamnya ada Transmart. Ada juga Berastagi Supermarket. Bagi orang yang menyukai produk impor tentu datang ke Berastagi Supermarket. Tapi yang tidak suka, bisa saja memilih Transmart, jadi tidak pas jika disebut persaingan," ungkapnya.
Suryanti mengatakan, banyak strategi bisnis yang dilakukan oleh pusat perbelanjaan dan yang paling utama adalah diskon. Namun, ia menilai program-program diskon yang diberikan mall/plaza tertentu itu membingungkan bahkan sangat ribet.
"Program potongan harga masih menjadi salah satu promo yang dapat menarik pelanggan untuk berbelanja. Namun sering kali program diskon yang diberikan itu ribet. Saya pernah mendapatkan vaucher potongan harga belanja, karena penukarannya tergolong ribet, saya kasih aja ke orang lain,” keluhnya.
Menurut Suryanti, pertumbuhan pusat perbelanjaan akan terus berkembang. Karena, mall masih menjadi pilihan paling efektif bagi masyarakat Medan untuk sekadar menghabiskan waktu libur, terutama weekend.
"Mau ke Berastagi jauh dan memakan waktu apalagi jika macet. Kalau mall kan, selain aman juga lengkap, bisa makan, bermain bersama anak, nonton lalu berbelanja pastinya," tutup Suryanti.