Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan 10 juta penerima beras rastra beralih ke bantuan pangan non tunai menggunakan kartu subsidi. Bantuan yang masuk ke rekening sebesar Rp 110.000 per bulannya. Dengan saldo itu, barang apa saja yang bisa dibeli?
Saat ini kartu tersebut hanya bisa digunakan untuk membeli beras dan telur ayam. Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Andi Dulung, mengatakan, pihaknya saat ini tengah merencanakan agar bahan pangan yang dibeli bisa lebih banyak seperti minyak goreng dan gula.
"Belinya di e-warung yang semuanya sudah memiliki EDC. Sekarang baru bisa beras dan telur ayam saja. Nantinya kita sedang bahas, akan ditambah gula dan minyak goreng. Tapi penambahan gula ini banyak yang mengkritik, karena dianggap kurang sehat," ujar Andi saat lokakarya 'Pemanfaatan Teknologi untuk Bantuan Sosial' di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (24/8).
Dia menuturkan, bahan pokok yang direncanakan akan ditambah pada program bantuan non pangan lainnya yakni kacang-kacangan sampai ikan asing.
"Tahun depan malah ditambah atau diganti dengan sayur, kacang-kacangan, ikan beku, dan ikan asin. Karena ini hubungannya dengan nutrisi. Masukan mengganti gula dengan ikan beku lebih bagus," kata Andi.
Diungkapkannya, program bantuan pangan non tunai sendiri sudah diterapkan di 44 kabupaten kota dengan jumlah penerima 1,2 juta. Dan ditargetkan bisa menjadi 10 juta penerima pada tahun depan di 416 kabupaten kota. Sehingga otomatis tak lagi menerima bantuan beras rastra dari Bulog.
Sementara untuk pembelian bahan pangan dalam program tersebut, hanya bisa dilakukan lewat e-warung, sebutan untuk toko sembako yang ditunjuk yang saat ini jumlahnya 83.000 toko. Penerima bantuan akan dipotong saldonya setelah kartunya digesek pada mesin EDC yang ada di e-warung.
"Ada 3 macam agen e-warung yang sudah ada, pertama toko yang memang menjual pangan, kedua dari Bulog yang namanya Rumah Kita sudah ada 22 ribu, dan ketiga itu agen yang ditunjuk perbankan itu jumlahnya ada 3 ribu agen," terang Andi.
Untuk harga bahan pangan di e-warung, lanjutnya, ditentukan sendiri oleh masing-masing pemilik toko. Namun yang harus dicatat, harganya tak boleh melebihi standar harga yang ditetapkan oleh Pemda masing-masing.
"Misalnya harga beras di daerah itu ditetapkan Rp 8.500/kg, dia dilarang dijual di atas harga itu, kalau lebih rendah silakan saja. Itu setiap daerah punya standarnya yang berbeda-beda. Itu ada di Pemda," tutur Andi.
Sementara untuk perbankan BUMN atau BUMN penerbit kartu, kata dia, nantinya akan memiliki porsi masing-masing di setiap daerah sebagai bank penerbit kartu bantuan ini.
"Terbesar jaringanya kan BNI dan Mandiri, mereka kira-kira 35%. Sisanya Mandiri dan BTN dibagi dua, tapi Mandiri pastinya punya porsi lebih besar. Yang pasti, kita maunya satu daerah kecamatan, ya hanya satu bank saja. Kalau luar Jawa, BRI akan lebih banyak," pungkasnya. (dtf)