Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Polisi bicara soal sifat-sifat pelaku penyebar kebencian di media sosial. Menurut polisi, penyebar kebencian di media sosial biasanya tidak 'garang' di dunia nyata.
"Mengapa banyak ujaran kebencian? Biasanya orang nya tak eksis di dunia nyata, di sini lah dia eksis," ujar Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divisi Humas Polri Kombes Pudjo Sulistyo dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/7).
Selain itu, Pudjo menerangkan pelaku ujaran kebencian di media sosial merupakan manusia yang kurang unggul dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pelaku lantas melampiaskannya ke dunia maya.
"Dia saat tampil di dunia nyata kurang eksis, tak bisa menempatkan diri lebih unggul. Di dunia maya dia bisa unggul," jelas Pudjo.
Baru-baru ini polisi mengungkap praktik provokasi menggunakan isu SARA di media sosial oleh grup Saracen. Polisi akan mendalami siapa saja yang terlibat dalam grup penyebar kebencian itu.
"Tentu saja masih menjadi tugas besar polisi, bagaimana sih proses manajemennya, bagaimana proses rekrutmen anggota, bagaimana kendali operasinya. Masih banyak sekali yang menjadi pertanyaan," terang Pudjo. (dtc)