Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tidak hanya masyarakat Kota Medan, peziarah dari berbagai provinsi di Indonesia juga pernah datang ke Annai Velangkanni. Termasuk peziarah dari Malaysia, Singapura dan beberapa negara Eropa.
Velangkanni disebut-sebut sebagai graha Katolik termegah dari sisi arsitektur. Jika bangunan-bangunan Katolik dikenal karena konsep aristektural yang mengadopsi gaya renesains Eropa, berbeda halnya dengan Velangkanni.
Graha yang terletak di Jalan Sakura III, Tanjung Selamat, Medan ini kental dengan rasa India. Ia menggabungkan berbagai aliran dalam seni bangunan yang pernah terkenal di Asia. Seperti arsitektur Mongolia Kuno, Indo-Mongul dan terdapat pula nuansa budaya Islam-Hindu.
Patung tokoh-tokoh suci dalam Injil tampak menyerupai patung dewa-dewi dalam masyarakat Hindu India. Termasuk patung Bunda Maria yang nyaris berpakaian dan berkerudung ala perempuan India.
Dan memang graha yang dibangun sejak 2001 dan diresmikan 1 Oktober 2005 ini, terinspirasi dari Graha Annai Velangkkani yang ada di Tamil Nadu, India Selatan. Graha itu merupakan sebuah “kuil” pemujaan masyarakat India Tamil kepada sosok Bunda Maria.
Memang di beberapa bagian terlihat perpaduan seni arsitektur Eropa, baik klasik dan modern. Antara lain Roma, Spanyol dan Prancis. Misalnya plafonnya yang tinggi disertai dengan gambar dan motif-motif religi, mengingatkan kita akan desain Roma. Ruang-ruang yang ada, didesain layaknya Gereja Basilika di Roma. Hal itu dapat dilihat dari detail, kerumitan relief, pola-pola simetris, warna dan pencahayaan.
Semakin lengkap dengan kehadiran lukisan maupun motif beraliran renesains. Pemilihan warnanya yang megah mengingatkan kita akan ciri arsitektural kerajaan-kerajaan di Spanyol. Begitu juga dengan kehadiran patung-patung, layaknya galeri-galeri seni di Perancis.
Salah satu yang paling menonjol dari Velangkanni adalah jalur masuk kiri-kanan menuju lantai 2 yang melengkung menyerupai tangan. Ia bermakna bahwa Tuhan akan merangkul siapa saja yang datang kepada-Nya. Ini sesuai dengan salah satu pernyataan Yesus, dalam salah satu nats di Alkitab,” Datanglah yang berbeban berat dan lesuh, Aku akan meringankan bebanmu”.
Konsep trinitas dalam iman Kristen dimanifestasikan lewat 3 jumlah kubah dan 3 tingkat bangunan yang diresmikan 11 tahun lalu ini. Selain itu, setiap relief yang nyaris menghiasi seluruh bangunan banguan didasarkan atas cerita-cerita yang ada di dalam Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Antara lain, kisah penciptaan selama 6 hari, kejatuhan manusia ke dalam dosa, juga via dolorosa atau kisah penyaliban Yesus.
Menurut perancangnya, Pastor James Bharataputra SJ, bangunan ini didevosikan (dipersembahkan) kepada Bunda Kudus itu. Dinamai Velangkanni untuk mengenang penampakan Bunda Maria di pesisir Velangkanni, Tamil Nadu, India Selatan, 3 abad lalu. Annai Velangkanni, berarti Bunda dari Velangkanni.
Selain bangunan utama, juga terdapat sebuah kafel yang disebut Kafel Maria, Bunda Penyembuh orang sakit (our lady of good health). Kafel ini dilengkapi dengan sebuah taman mini nan indah. Kafel ini termasuk salah bangunan favorit pengunjung. Para pengunjung selalu membawa bunga ketika akan berdoa di kafel ini.
Menurut Pastor James, ketika ia dalam proses pembangunan graha ini, mendadak muncul mata air yang jernih dan tidak pernah berhenti mengucur dari tanah tempat kafel ini didirikan. James merasa bahwa kehadiran mata air ini merupakan pertanda dari berkat Tuhan, sehingga mendirikan kafel di tempat itu.
Sumber mata air itu berada tepat di bawah kaki patung Bunda Maria. Sampai kini, mata air itu terus mengalir. Para pengunjung pun mempercayai air itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Komunitas Katolik Tamil
Diakui Pastor James, dibangunnya Graha Annai Velangkanni ini juga untuk mengangkat Komunitas Katolik Tamil yang ada di Medan, khususnya. Seperti tercatat dalam sejarah, pada akhir abad 19, beberapa perusahaan perkebunan Perancis dan Belanda membawa pekerja imigran dari India) untuk dipekerjakan di perkebunan mereka di daerah Deliserdang, di pinggiran Kota Medan. Di antara orang-orang India itu ada beberapa keluarga Katolik.
Dalam perkembangannya, komunitas Katolik Tamil banyak berperan dalam pengembangan misi Katolik di Medan. Sejak akhir tahun 1800-an, komunitas Katolik Tamil biasa beribadah di Gereja Katedral di Jalan Pemuda, Medan. Bahkan mereka menjadi kelompok mayoritas bersama-sama dengan masyarakat Belanda.
Komunitas Katolik Tamil itu kemudian membangun Gereja Katolik di Jalan Hayam Wuruk, yang disebut Gereja St Antonius. Sampai kini masyarakat komunitas Katolik Tamil itu banyak yang berdomisili di sekitar gereja.