Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) hingga semester I-2017 masih mengalami kerugian sebesar US$ 1,28 juta atau setara Rp 16,6 miliar (kurs Rp 13.000). Perseroan pun tengah berupaya membenahi merahnya rapor kinerja tersebut.
Presiden Direktur OKAS Teddy Kusumah Somantri mengatakan, anjloknya keuangan perusahaan utamanya disebabkan oleh membengkaknya kerugian anak usaha PT Multi Nitrotama Kimia (MNK). Kerugian dari anak usahanya yang memproduksi amonia nitrat itu pada semester I-2017 membesar 90% dari US$ 2,13 juta menjadi US$ 4,05 juta.
Untuk membenahi hal itu, Teddy mengatakan pihaknya akan melakukan restrukturisasi utang dari anak-anak usahanya. Utang usaha perseroan meningkat 4%, yang utamanya dikontribusikan naiknya utang usaha MNK sebesar 5%.
"Kalau utang bank di kami US$ 12 juta, sementara MNK sekitar US$ 50-an juta, jadi totalnya US$ 62 juta (setara Rp 806 miliar kurs Rp 13.000). MNK yang berkontribusi besar. Itu utang dari Bank CIMB yang jatuh temponya 2019," kata Teddy di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (30/8).
Untuk membenahi hal itu, saat ini perseroan tengah melakukan diskusi dengan para krediturnya sebagai proses restrukturisasi utang. Pihaknya juga akan melakukan restrukturisasi kepada para pemasoknya.
"Memang yang kami lakukan pertama kami minta menambah tenor pembayaran kepada pihak bank. Karena situasi keuangan seperti ini. Kemudian kami minta turunkan suku bunga," tuturnya.
Selain itu, perseroan ujuga berencana melakukan penambahan modal dari publik. Namun belum ditentukan aksi korporasinya apakah penerbitan surat utang atau menerbitkan saham baru (right issue).
Hasil dari dana itu juga sebagian akan digunakan untuk mengembangkan usaha di bidang lainnya. Perseroan berencana masuk ke bisnis pertambangan mineral dan emas.
Perseroan saat ini tengah membidik tambang-tambang emas dan mineral di Indonesia yang bisa diakuisisi. Namun perseroan masih merahasiakannya.
"Aksi korporasi kapan, ini sangat tergantung negosiasi. Kembali UU OJK, kalau akuisisi harus melakukan keterbukaan informasi dan beberapa hari kemudian melakukan pengumuman," tuturnya.
Namun pihaknya memberikan sinyal bahwa tengah mengincar tambang emas dan mineral yang masih tahap pengembangan. Sebab tambang seperti itu lebih murah ketimbang yang sudah berproduksi.
"Kami cari yang murah. kalau bisa semua ingin semurah-murahnya. Mengenai nilai kami belum bisa sebutkan," tukasnya. (dtf)