Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Museum Negeri Sumatera Utara memamerkan pahlawan-pahlawan daerah yang ada di masa penjajahan, melalui "Pameran Jejak Sejarah Perjuangan Bangsa di Sumatera Utara" dari tanggal 29 Agustus - 29 September 2017.
Kepala Museum Negeri Sumatera Utara, Martinah Silaban berharap dengan dilakukannya pameran ini, masyarakat yang ada di Sumatera Utara dapat mengenal lebih jauh perjuangan pahlawan yang ada di daerahnya.
Ia menjelaskan, pameran lukisan, seni rupa serta patung dari para pahlawan nasional RI ini hasil dari kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Indonesian Arts Forum (IAF), RAZ Galery, Sanggar Rowo, Museum Perkebunan Indonesia, BPPJSNK'45, dan Museum Jamin Ginting.
"Ada beberapa koleksi dari Museum 45', Museum Djamin Ginting, Museum TNI dan Museum Perkebunan, yang di pamerkan di acara kali ini. Jadi, dari beberapa museum itu, semua ada kaitanya dengan perjuangan di bawahmasa penjajahan Belanda di Sumatera Utara. Dari pameran ini kita harap masyarakat mengenal dan mendapat informasi baru mengenai perjalanan pahlawan-pahlawan yang ada di Sumatera Utara" jelasnya, di Museum Negeri, Jalan HM Joni No 51, Medan, Kamis (31/8/2017).
Tak hanya itu, ia pun berharap melalui pameran ini, masyarakat yang memiliki keluarga seorang pejuang di masa penjajahan dengan bukti-bukti berupa dokumen dan data-data yang lengkap dapat melaporkan ke Museum Negeri. Agar pihaknya dapat memproses untuk dijadikan inventaris di Museum Negeri Sumatera Utara.
"Banyak pahlawan-pahlawan lokal kita belum terdata, belum terinventaris, jadi kita sangat mengharapkan masyarakat dan juga rekan pers, untuk membantu jika ada inforrmasi mengenai pejuang di masa penjajahan di Sumatera Utara dengan data-data yang cukup untuk melaporkan ke Museum Negeri agar kita masukkan ke dalam kategori pahlawan lokal dijadikan inventaris di Museum Negeri," harapnya.
Ada beberapa pahlawan lokal yang kurang familiar, namun jasanya untuk perjuangan di masa penjajahan di wilayah Sumatera Utara tak bisa dipandang sebelah mata.
Martinah pun mencontohkan dua pahlawan lokal, yakni Letnan Ilyas Mahmuddin, pelaku sejarah Medan Area dan mayor (purn) Tengku Nurdin. Bapak kandung mantan Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi ini merupakan Resimen 1 Divisi IV TKR dan pernah menjadi kepala staff umum Komando saat pertempuran Medan Area.
Martinah pun menuturkan dengan digelarnya acara ini, masyarakat khususnya pelajar akan mendapatkan informasi baru mengenai sepak terjang perjalanan pejuang di Sumatera Utara pada masa penjajahan Belanda.
Martinah juga mengakui acara ini digagas tak lepas dari minimnya pengetahuan pahlawan lokal dalam pelajaran sejarah di sekolah.
"Pelajaran sejarah di sekolah masih banyak membahas mengenai pahlawan nasional, harusnya sudah saatnya di daerah Sumatera Utara memperkenalkan lebih banyak lagi pahlawan lokalnya, karena mereka kebanyakan kenal hanya sama Sisingamangaraja dan Djamin Ginting" tuturnya.