Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan investasi sektor infrastruktur dari non APBN mencapai Rp 626 triliun selama tahun 2015-2019. Pembiayaan proyek-proyek tersebut dilakukan dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Sekretaris Jenderal PUPR, Anita Firmanti, mengungkapkan hampir semua proyek infrastruktur yang sudah masuk dari swasta atau BUMN menyasar proyek-proyek jalan tol yang saat ini sudah mencapai Rp 194 triliun.
"Sudah terlihat dengan baik di pembangunan jalan tol, kita rencanakan 1.000 km sampai di akhir 2019, tapi kemungkinan akan lebih dari itu, sekitar 1.850 km. Karena para investor kelihatannya jalan tol seksi, pengembalian uang kan cepat dan jelas," kata Anita ditemui di Hotel Gran Mahakam, Jakarta, Kamis (31/8).
Menurut data Bappenas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kebutuhan pendanaan infrastruktur prioritas mencapai Rp 4.796 triliun dengan kebutuhan pendanaan infrastruktur bidang PUPR sebesar Rp 1.915 triliun. Sementara total anggaran yang tersedia hanya Rp 1.289 triliun, sehingga masih terdapat financial gap senilai Rp 626 triliun.
Selain in, pihaknya pun berupaya menarik lebih banyak investor agar mau membiayai proyek-proyek infrastruktur non tol seperti air minum, sanitasi, hingga pengolahan limbah.
"Sampai saat ini dari kebutuhan 626 triliun itu baru sekitar Rp 200 triliun, masih kebanyakan di tol. Kita masih kurang Rp 400 triliun untuk capai renstra biar enggak kurang, karena kendala kita selama ini ada di pembiayaan yang belum mencukupi," jelas Anita.
Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan memudahkan layanan dengan membuka konsultasi kepada investor lewat online, seperti meluncurkan laman konsultasi investasi infrastruktur di PUPR lewat 'Lintas PUPR' https://lintas.pu.go.id.
Termasuk agar investasi diarahkan ke sektor lainnya di luar jalan tol yang selama ini dianggap paling seksi.
"Setelah ada layanan ini, kita harap Rp 626 triliun betul-betul tercapai bahkan lebih. Harapannya orang enggak tertarik di jalan tol saja, tapi di berbagai sektor. Kita tawarkan sektor tadi perumahan, sampah, sanitasi, air minum, dan lainnya. Mungkin orang hanya infomasinya yang enggak sampai. Tol ini yang paling seksi," kata Anita.
Dia mencontohkan, proyek infrastruktur di luar jalan tol sebenarnya cukup menguntungkan bagi investor.
"Sanitasi juga hal menarik, jadi harap swasta terlibat bangun unit-unit pengolahan air limbah kita yang skala perkotaan, kemudian pengolahan sampah bisa dibuat keuntungan buat energi atau bentuk lain yang memang menguntungkan investor," pungkasnya. (dtf)