Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Tokyo. Pemerintah Jepang memastikan Korea Utara (Korut) telah menggelar uji coba nuklir terbaru. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menyebut aksi Korut yang kembali melakukan provokasi semacam ini, tidak bisa diterima.
"Jika negara itu (Korut) secara paksa melakukan uji coba nuklir, ini sungguh tidak bisa diterima. Kita harus memprotes secara keras," tegas PM Abe dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Minggu (3/9).
Badan Prakiraan Cuaca Jepang (JMA) mendeteksi terjadi gempa dengan kekuatan 6,1 Skala Richter (SR) di wilayah Korut, pada Minggu (3/9) siang sekitar pukul 12.31 waktu setempat. Tidak ada perbedaan waktu antara Jepang dan Korea Utara (Korut).
JMA menyebut, getaran gempa itu menunjukkan bentuk gelombang seismik yang berbeda dari gempa bumi alami pada umumnya. "Ada kemungkinan bahwa ini bukan gempa bumi alami dan Korea Utara melakukan uji coba nuklir," ucap PM Abe.
Memberikan keterangan yang lebih pasti, Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, menegaskan bahwa getaran gempa yang melanda Korut dan dirasakan negara sekitarnya, dipicu oleh 'ledakan nuklir. Ini berarti, Jepang memastikan Korut telah menggelar uji coba nuklir keenam. Korut terakhir kali menggelar uji coba nuklir pada September 2016.
"Setelah memeriksa data, kami menyimpulkan bahwa itu memang sebuah uji coba nuklir," tegas Menlu Kono dalam keterangannya yang disiarkan televisi nasional Jepang, NHK. Pernyataan ini disampaikan usai Jepang menggelar rapat Dewan Keamanan Nasional.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat wilayah Korut, tepatnya di lokasi berjarak 24 kilometer sebelah timur laut Sungjibaegam, dilanda getaran gempa berkekuatan 6,3 SR. USGS juga menyebut gempa di Korut ini lebih menyerupai sebuah 'ledakan' daripada gempa bumi biasa.
Sedangkan otoritas China menyatakan mendeteksi dua gempa di Korut di lokasi yang sama, dalam waktu berdekatan. Getaran gempa pertama berkekuatan 6,3 SR dan getaran kedua berkekuatan 4,6 SR. Jarak antara getaran gempa pertama dan kedua mencapai sekitar 8 menit. Otoritas China menyebut getaran gempa itu lebih dipicu oleh 'dugaan ledakan' daripada dipicu oleh aktivitas seismik Bumi.
Otoritas China dan Korea Selatan (Korsel), yang juga mendeteksi 'gempa buatan' di Korut, sebelumnya kompak meyakini uji coba nuklir terbaru Korut yang telah memicu getaran gempa itu. Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari otoritas Korut terkait hal ini.(dtc)