Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati hari ini menghadiri rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI membahas evaluasi pengelolaan utang pemerintah.
Dalam rapat tersebut Sri Mulyani menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkembang di masyarakat yang mengkhawatirkan utang Indonesia.
Dia menjelaskan, jika dibandingkan dengan negara-negara di dunia. Indonesia adalah negara yang eksposur utangnya paling rendah.
Dia menyebutkan eksposur Indonesia rendah jika dibandingkan dengan Turki, China, Afrika Selatan, Argentina. Sri Mulyani menjelaskan, Meksiko adalah negara yang memiliki eksposur utang di atas 50%.
"Lalu ada India yang pertumbuhan ekonominya tinggi tapi eksposur utangnya di atas 70%, ada juga Brazil defisitnya besar pertumbuhan ekonominya minimal. Amerika dan Inggris eksposur utangnya hampir 100%. Indonesia masih jauh di bawah negara-negara itu," kata dia gedung DPR RI, Senin (4/9).
Sri Mulyani menjelaskan, meskipun pendapatan perkapita Indonesia lebih rendah dibandingkan negara lain namun stok utang Indonesia lebih kecil dan pruden.
Utang Indonesia total sekitar Rp 3.700 triliun. Per 2016 pendapatan perkapita Indonesia tercatat US$ 3.605 dengan eksposur utang sekitar 28%.
"Jepang income perkapita nya US$ 40.000 tapi eksposur utangnya hampir Us$ 90.000, kemudian AS income per kapitanya US$ 57.000 dengan eksposur utang US$ 61.000 kita paling kecil dan pruden," ujarnya.
Menurut catatan Kemenkeu utang pemerintah Rp 3.706,52 triliun pada akhir Juni 2017, atau meningkat Rp 34,9 triliun dari bulan sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam APBN Perubahan 2017 sebesar 3.717 triliun, rasio utang pemerintah hingga Juni 2017 sebesar 27,02% dari PDB. (dtf)