Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Berlin. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk mendorong sanksi lebih keras kepada Korea Utara setelah uji coba nuklir Pyongyang pada Minggu (3/9) lalu.
Dilansir Reuters, kedua pemimpin tersebut berkomunikasi lewat sambungan telepon. Mereka sepakat agar Korea Utara mendapatkan sanksi lebih keras.
"(Keduanya) berbagi pandangan bahwa masyarakat internasional perlu meningkatkan tekanan pada rezim Korea Utara dan Dewan Keamanan PBB harus segera memberi sanksi baru dan lebih keras," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan, Selasa (5/9).
Juru bicara tersebut menambahkan, Merkel dan Trump setuju untuk mencari dukungan tambahan dari Eropa untuk memberikan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang.
"Tujuannya adalah untuk menemukan solusi damai terhadap krisis," kata juru bicara tersebut.
Ledakan bom hidrogen yang dirancang untuk rudal jarak jauh yang dilepaskan Korea Utara telah menjadi alarm global. Ledakan tersebut tercatat memiliki hasil kekuatan antara 50 dan 100 kiloton.
Kekuatan ini sekitar lima kali lebih kuat daripada bom yang diledakkan di Hiroshima, Jepang. Hal ini dikatakan oleh Kepala Urusan Politik PBB, Jeffrey Feltman kepada Dewan Keamanan, Senin (4/9).
Utusan PBB Washington Nikki Haley mengatakan kepada Dewan Keamanan di New York, sanksi baru yang dapat diberikan adalah terkait pasokan minyak
kepada Korea Utara. Hal ini dinilai akan jadi sebuah pukulan besar bagi ekonomi negara tertutup itu.
Sanksi baru lainnya ialah melakukan pelarangan untuk mengunjungi pariwisata ke Korea Utara. Selain itu melarang buruh Korea Utara dikirim ke luar negeri seperti ke Rusia dan China.
Draft teks tersebut diperkirakan akan dipresentasikan kepada 14 anggota dewan lainnya pada hari Selasa (5/9) ini saat Amerika Serikat berusaha untuk menanggapi dengan cepat laporan bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan peluncuran rudal lainnya. (dtc)