Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Karo. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) melepasliarkan dua ekor elang dan kukang hasil sitaan dan penyerahan warga. Satwa-satwa tersebut sebelumnya sudah direhabilitasi.
Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi, mengatakan, dua ekor elang tersebut berbeda, yakni elang hitam dan elang brontok, dilepasliarkan sekaligus. Sedangkan kukang dilepasliarkan sendiri.
"Satwa-satwa ini empat bulan lalu direhabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Sibolangit yang ditangani oleh dokter hewan," kata Hotmauli pada peringatan Seremoni Kemah Konservasi dalam rangkaian Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2017, Kamis (7/9/2017), yang di Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Tongkoh, Berastagi, Tanah Karo.
Di PPS Sibolangit, lanjut dia, satwa-satwa tersebut selama direhabilitasi dilatih bagaimana beraktivitas seperti habitat aslinya, mulai dari mencari makan maupun hidup di alam karena selama ini dalam pemeliharaan warga.
"Di sini saya mengimbau kepada warga yang masih memelihara satwa dilindungi untuk menyerahkannya kepada kami, jika sakit, kami ada dokter hewan yang akan menanganinya. Biarkan dia si alam bebas, memang di situ rumahnya, bukan dipelihara," katanya.
Penyelenggaraan peringatan HKAN dimaksudkan sebagai upaya kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat luas akan pentingnya konservasi alam bagi kehidupan serta kesejahteraan umay manusia.
Pada tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kembali menyelenggarakan HKAN dengan tema Konservasi Alam, Konservasi Kita yang mana puncak peringatannya dilaksanakan di Taman Nasional Baluran, Kabupayen Situbondo, Jawa Timur pada 11-13 Agustus.
"Makna dan pesan yang terkandung dalam tema tersebut adalah bahwa konservasi alam itu pada hakekatnya untuk kehidupan seluruh makhluk," katanya.
Dalam kegiatan ini, pihaknya melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang beragam.
"Generasi muda adalah unsur pelopor dan penggerak konservasi. Diharapkan mereka dapat menjadi motivator dan dinamisator konservasi di tengah-tengah masyarakat," katanya.
Dia menambahkan, kemah konservasi ini pada dasarnya merupakan program pendidikan konservasi alam dan lingkungan hidup yang menggabungkan metode teori dan praktik, dengan menitikberatkan pada ranah afektid dan kognitif (pengertian dan penyadaran).