Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaly.com-Karo. Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut mengadakan Kemah Konservasi Alam di Taman Hutan Raya (Tahura), Bukit Barisan, Tanah Karo, sekaitan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN). Peringatan HKAN ini pertama kali diselenggarakan pada 10 Agustus 2009 oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi, mengatakan, penyelenggaraan peringatan HKAN dimaksudkan sebagai upaya kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat luas akan pentingnya konservasi alam bagi kehidupan serta kesejahteraan umat manusia.
Pada tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan HKAN dengan tema Konservasi Alam, Konservasi Kita, yang mana puncak peringatannya dilaksanakan di Taman Nasional Baluran, Kabupayen Situbondo, Jawa Timur pada 11-13 Agustus.
"Makna dan pesan yang terkandung dalam tema tersebut adalah bahwa konservasi alam itu pada Hotmauli Sianturi kepada medanbisnisdaily.com, di Tahura, Kamis (7/9/2017).
Dalam kegiatan ini, pihaknya melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang berragam.
"Generasi muda adalah unsur pelopor dan penggerak konservasi. Diharapkan mereka dapat menjadi motivator dan dinamisator konservasi di tengah-tengah masyarakat," katanya.
Dia menambahkan, kemah konservasi ini pada dasarnya merupakan program pendidikan konservasi alam dan lingkungan hidup yang menggabungkan metode teori dan praktik dengan menitikberatkan pada ranah afektid dan kognitif (pengertian dan penyadaran).
Isu tentang penurunan kualitas lingkungan hidup menciptakan sebuah kebutuhan yang mendesak untuk menggalakkan pendidikan lingkungan dan membekali peserta dengan informasi dan pengetahuan serta pandangan-pandangan luas tentang manfaat konservasi alam dan lingkungan hidup.
Kegiatan ini didukung lembaga mitra, seperti Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center, Wildlife Conservation Society, Yayasan Scorpion, UPT Pengelolaan Kawasan Tahura Bukit Barusan dan diikuti 100 peserta dari kader konservasi alam, siswa pecinta alam, mahasiswa pecinta alam dan kelompok profesi dan pramuka.
"Harapannya gaung dan kemah konservasi alam ini bisa tersampaikan kepada masyarakat, sehingga pesan konservasi dapat memasyarakat dan menjadi gerakan bersama," katanya.