Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menemukan adanya gangguan pada salah satu satelit miliknya 25 Agustus 2017 lalu. Gangguan yang terjadi pada satelit yang bernama Telkom 1 itu cukup menghebohkan lantaran mengganggu sistem layanan beberapa perbankan seperti ATM dan EDC.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi salah satu bank yang terkena dampaknya. Beberapa ATM BCA offline, lantaran sistem komunikasinya menggunakan satelit Telkom 1.
Untuk membenahi satelit tersebut, Telkom melakukan migrasi transponder dari satelit Telkom 1 ke satelit milik Telkom lainnya yakni Telkom 2 dan 3S. Selain itu pihaknya juga menggunakan satelit miliki perusahaan asing yang menjangkau wilayah Indonesia, seperti milik satelit milik Hongkong dan China.
Secara paralel, Telkom juga akan melakukan proses repointing antena ground segment yang dilakukan secara bertahap. Ada sekitar 15 ribu antena ground segment dari satelit Telkom 1 yang harus dipindahkan.
Proses perbaikan migrasi transponder dan perpindahan antena ground segment diperkirakan bisa rampung pada 10 September 2017. Begitu pula dengan BCA yang mengalihkan menggunakan jalur komunikasi yang lain.
Namun kejadian-kejadian tersebut tentu menjadi sentimen negatif bagi pergerakan saham baik untuk Telkom maupun BCA. Meskipun keduanya juga telah melakukan upaya perbaikan.
Untuk saham Telkom sebenarnya cenderung menurun namun tidak begitu buruk. Pada saat 25 Agustus 2017 saham Telkom ditutup turun 0,21% ke Rp 4.770. Sementara kemarin saham Telkom ditutup menguat 20 poin atau 0,43% ke Rp 4.720. Itu artinya saham Telkom hanya turun 1% dibanding posisi saat Telkom 1 terjadi gangguan.
Kejatuhan saham Telkom paling dalam terjadi pada 31 Agustus 2017 yang turun 1,05% ke Rp 4.690. Lalu saham berkode TLKM itu menyentuh titik terendah pada 5 September 2017 di level Rp 4.650. Namun keesokan harinya saham Telkom lantas rebound dengan menguat 1,29% ke Rp 4.710.
Saham BCA juga tercatat hanya melemah 1,3%. Saham berkode BBCA itu berada di posisi menguat 0,79% ke Rp 19.100 pada 25 Agustus 2017, lalu pada perdagangan kemarin saham BCA melemah 0,53% ke posisi Rp 18.850.
Saham BCA juga bergerak berfluktuatif namun cenderung sideway. Seperti pada 4 Agustus 2017 saham BCA melemah tipis 0,4% ke Rp 18.875, lalu besoknya kembali menguat 0,66% ke Rp 19.000.(dtf)