Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Riyadh. Otoritas Arab Saudi telah menggagalkan rencana teror bom dari kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di wilayahnya. Saudi juga menangkap sejumlah orang yang dicurigai menjadi mata-mata untuk kekuatan asing.
Kedua informasi itu disampaikan oleh seorang pejabat keamanan Saudi kepada kantor berita Saudi Press Agency (SPA) dan seorang sumber keamanan Saudi lainnya kepada Reuters. Tidak diketahui pasti apakah kedua informasi itu terkait.
Namun seperti dilansir Reuters, Selasa (12/9), rencana teror bom ISIS yang digagalkan itu diketahui menargetkan markas Kementerian Pertahanan Saudi. Dua warga negara Yaman diidentifikasi sebagai calon pengebom bunuh diri dalam rencana teror tersebut.
Keduanya diketahui tinggal di Saudi dengan menggunakan nama samaran. Mereka ditahan bersama dengan dua warga negara Saudi yang dicurigai terlibat rencana teror di ibu kota Riyadh tersebut. Ditambahkan sumber keamanan Saudi itu, para pelaku terlatih dalam menggunakan sabuk peledak. Otoritas Saudi juga menyita sejumlah granat dan senjata api dalam operasi penggagalan rencana teror itu.
Saudi sebelumnya dilanda sejumlah serangan pengeboman dan penembakan yang didalangi ISIS, dengan menargetkan pasukan keamanan dan muslim Syiah. ISIS sendiri selama bertahun-tahun mengkritik Kerajaan Saudi yang bersekutu dengan Negara Barat, dengan menyebut mereka menyimpang dalam interpretasi soal Islam.
Dalam informasi terpisah, SPA mengutip seorang sumber keamanan yang menyatakan otoritas Saudi membongkar 'aktivitas intelijien yang menguntungkan pihak asing' oleh sekelompok orang. Namun identitas orang-orang itu tidak dirilis ke publik.
Kepada Reuters, sumber keamanan itu menyebut beberapa tersangka yang ditangkap diduga terkait Ikhwanul Muslimin, yang dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh Saudi. "Melakukan aktivitas spionase dan melakukan kontak dengan entitas eksternal termasuk Ikhwanul Muslimin," ujar sumber tersebut.
"Kelompok ini juga dituding melakukan kontak dan menerima dukungan finansial serta dukungan lain dari dua negara tertentu untuk membahayakan Kerajaan Arab Saudi dan dengan tujuan mendestabilisasi keamanan dan persatuan nasional dalam mempersiapkan penggulingan rezim Saudi untuk menguntungkan Ikhawanul Muslimin," imbuh sumber yang tidak bisa disebut namanya itu.
Penyelidikan atas kasus ini masih berlangsung. Nama dua negara yang dimaksud dan nama para tersangka tidak dirilis ke publik. Namun sumber keamanan Saudi menyebut salah satu tersangka yang ditangkap adalah anggota kelompok Houthi di Yaman.
(dtc)