Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Fenomena munculnya Tongtol alias Tongkat e-toll untuk membantu penempelan kartu pada mesin reader di gerbang tol menuai komentar yang beragam. Tongtol lahir lantaran beberapa pengguna tol dirasa sulit menempelkan kartu tol di mesin pembaca atau reader.
Lantas, adakah yang salah dengan mesin reader yang ada di gerbang-gerbang tol di Indonesia?
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengakui adanya kesulitan menempelkan kartu memang kerap terjadi pada beberapa tipe mobil. Namun, dia bilang tipe mesin reader yang ada di tiap gerbang tol yang ada telah sesuai dengan standar pelayanan jalan tol yang ditentukan.
"Ya itu kan kreativitas ya. Ada kebutuhan, lalu diciptakan itu, saya pikir baik-baik saja," katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Herry menjelaskan, posisi tempel kartu yang ada pada mesin reader kartu di gerbang tol pun telah disesuaikan dengan rata-rata tipe mobil di Indonesia yang kebanyakan bertipe mini bus atau MPV (Mini Purpose Vehicle). Sehingga jika ada ukuran mobil yang berbeda, perlu usaha ekstra untuk menempel.
Namun dia tidak menutup kesempatan untuk tetap dilakukan evaluasi pada tiap ruas tol, jika posisi mesin reader kartu benar-benar telah mengganggu kenyamanan pengguna tol sebagai bagian dari standar pelayanan minimum di jalan tol.
"Jaraknya memang harusnya ergonomic ya. Nanti kita perlu lihat, kan harus merata-rata semua. Mobil kita banyaknya kan yang MPV, kalau yang sedan jadi lebih sulit. Intinya harus mudah untuk semua. Tapi enggak bisa juga menaruh reader di setiap level (tingkatan)," jelas Herry.
"Artinya peningkatan pelayanan akan terus menerus kita lakukan, sehingga kalau ada yang kurang sempurna ya diperbaiki. Memang idealnya, tanpa sentuh. Tidak perlu tongtol, karena lewat saja sudah bisa," pungkasnya. (dtf)