Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Film tidak hanya media kreativitas, namun juga sebagai sarana kritik sosial dan edukasi. Karena fungsinya yang luas, maka menjadi penting untuk menjaga kualitas sebuah film. Didasari semangat itu, sejumlah insan film di Sumatera Utara membentuk sebuah wadah kritikus film. Mereka menamainya Insan Kritikus Film (IKF) Sumatera Utara.
Pembentukan ini berlangsung pada Selasa (12//9/2017), di Taman Budaya Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan No 33 Medan. Kepengurusan IKF itu bertugas untuk periode 2017-2020.
“Film tanpa kritik, ibarat makan tanpa garam. Terasa hambar dalam proses kreatifitas sinematiografi jika tak ada pengkritik. Itulah sebabnya, peran kritikus penting dalam membangun perfilman. Kehadiran kritikus (bukan mempromosikan film) menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi sineas dalam berkarya,” jelas ketua terpilih, Baharudin Sahputra
“Kita siap menjadi wadah yang bersinergi dengan insan perfilman dalan memajukan dunia perfilman di Indonesia. Semoga IKF Sumut dapat menampung segala aspirasi dan kritikan masyarakat dalam bentuk artikel sehingga nantinya kritikus sebagai jembatan antara insan film dan masyarakat kedepannya,” katanya lagi.
Bahar menjelaskan, IKF Sumut dalam program 100 harinya akan cepat bergerak untuk mengejar ketertinggalan selama ini.
Menurutnya, Sumut sebenarnya banyak memiliki potensi yang belum tergarap saat ini jadi dengan terbentuknya IKF Sumut akan menjadi sebuah wadah yang mampu diharapkan melahirkan kritikus-kritikus andal dan dapat diperhitungkan dalam tingkat nasional serta menjadi corong bagi kritikus di Sumut dalam memajukan perfilman lokal dan nasional.
“Para anggota IKF Sumut terdiri wartawan, komunitas film, akademisi dan penulis yang tergabung menjadi satu kesatuan yang utuh dalam membangun wadah ini menjadi sebuah wadah yang memang diperhitungan dan bermanfaat bagi negara juga masyarakat,” bebernya.
Dewan Pembina IKF Sumut, Daniel Irawan, mengatakan, terbentuk kepengurusan IKF Sumut menunjukkan bahwa insan kritikus bakal hidup di Sumut dalam rangka memajukan perfilman, terutama di Sumut dan khususnya Indonesia.
“Memang diakui bahwa insan kritikus lokal saat ini masih minim, sehingga dibutuhkan seorang penulis-penulis yang handal untuk menjadi seorang kritikus film. Saya sangat mendukung terbentuknya IKF Sumut semoga organisasi ini nantinya banyak melahirkan kritikus-kritikus film di Sumatera Utara,” paparnya.
Hal serupa juga dikatakan, Idris Pasaribu, sebagai Dewan Penasehat IKF Sumut. Ia menegaskan wadah ini harus memiliki fundamental yang harus dimiliki anggotanya, yaitu mengkritik film Indonesia dalam bentuk tulisan dan dipublis di media massa, sehingga pesan yang disampaikan dapat menjadi barometer perfilman.