Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi meminta mahasiswa baru Institut Kesehatan Helvetia Medan untuk tidak pernah menyerah dalam meraih cita-cita atau menjadi pemimpin. Menurutnya, orang yang mudah menyerah adalah pecundang.
"Siapapun bisa menjadi pemimpin, siapapun bisa meraih cita-cita. Kesulitan, tantangan dan ancaman itu pasti ada. Tapi, bila kita tidak pernah menyerah, maka kita tidak pernah gagal," tegasnya saat memberikan kuliah umum di hadapan sekitar 1.800 mahasiswa baru saat kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Institut Kesehatan Helvetia Medan, Jumat (15/9/2017).
Selain pantang menyerah, ada beberapa syarat jika harus menjadi pemimpin. Pertama, berdoa, berdoa sangat penting, karena dengan doa bisa membentengi diri dan menjadikan kuat. "Kita harus punya mimpi besar, punya cita-cita harus jelas, harus memiliki kasih sayang, contoh teladan, pantang menyerah dan rela berkorban," ungkapnya.
Dia mencontohkan dirinya. Meskipun anak sersan, tapi dia berhasil mendapat pangkat letnan jenderal.
"Saya ini anak seorang Sersan, tapi kini bisa mendapat pangkat Letnan Jenderal, karena doa orangtua saya, saya punya mimpi, percaya dan wujudkan, menumbuhkan rasa kasih sayang, menjadi contoh teladan, tidak pantang menyerah, dan terakhir rela berkorban. Bila ini semua diterapkan, yakinlah cita-cita kalian akan tercapai,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan Dr H Ismail Efendy MSi mengatakan, PKKMB merupakan bagian penting dari program pendidikan yang harus jalani sebelum menjadi bagian dari civitas akademika Institut Kesehatan Helvetia Medan.
"Tujuan dari pelaksanaan PKKMB untuk mempersiapkan adik-adik menjadi mahasiswa sesungguhnya dengan memperkenalkan sebanyak mungkin kehidupan dan lingkungan baru serta kebersamaan diantara mahasiswa, sehingga adik-adik dapat cepat beradaptasi dan berinteraksi di dalam kampus," ungkapnya.
Menurutnya, fenomena kehidupan kemahasiswaan sangat dinamis dan rasional. Dimanis karena mahasiswa harus senantiasa menjadi pribadi yang selalu aktif menggali dan memperkaya wawasan serta kemampuan sebagai masyarakat ilmiah.
"Sedangkan pribadi rasional yang dimaksud adalah pribadi yang senantiasa berfikir dan bertindak secara hati-hati, penuh dengan pertimbangan yang matang tidak semata-mata berdasarkan naluri dan dorongan hati saja dibarengi dengan tanggungjawab sebagai masyarakat ilmiah," tambahnya.
Dalam PKKMB tersebut, mahasiswa baru juga mendapat penyuluhan bahaya narkoba dari BNNP Sumut dan Polrestabes Medan. Penyuluh Narkoba Ahli Madya BNN Provsu Soritua S MPd mengatakan, ada beberapa alasan mengapa harus menjauhi narkoba. Pertama, narkoba bisa menyebabkan ketergantungan, membuang-buang uang, narkoba merusak badan, merusak otak, memicu kejahatan, menyakiti orang lain.
"Narkoba bisa menghambat cita-cita kalian, hukuman berat menantimu," kata Soritua.