Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Kendari. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terlibat dalam mengawal laut Indonesia dari praktik illegal fishing.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melamar kerja yang tengah dibuka oleh KKP belum lama ini.
"Dengan anggaran KKP berusaha memberikan dan membawa terobosan baru dalam SDM, kami tawarkan diri untuk pensiun dini kepada karyawan yang usianya sudah 51 tahun," kata Susi di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (16/9).
Susi memberikan tawaran juga kepada seluruh dekan fakultas ilmu perikanan dan kelautan di seluruh perguruan tinggi untuk merekomendasikan mahasiswa terbaiknya.
"Saya mencari the best 5 untuk melamar di KKP, dalam program recruitmentkhusus, saya mohon bapak mengirim 5 terbaik, dan menjadi tenaga inti di KKP, membangun poros maritim dunia, menjadikan laut dibutuhkan pemuda pemudi yang hebat," jelas dia.
Lima mahasiswa terbaik di setiap perguruan tinggi tidak melulu harus sesuai dengan sektor perikanan dan kelautan, melainkan terbuka untuk seluruh fakultas dan jurusan.
"Bapak rekomendasikan anak terbaik, setiap tahun 300-350 orang, mudah-mudahan sisa waktu bisa rekrut 1.000-1.500 orang dan membangun SDM KKP yang punya integritas tinggi," kata Susi.
Tidak hanya itu, Susi juga mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan jumlah ikan sebagai lauk-pauk dalam konsumsi sehari-hari.
Alasan dia meminta masyarakat Indonesia untuk meningkatkan ikan untuk dikonsumsi lantaran tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih kecil yakni 43 kg per kapita per tahun, sedangkan Jepang sudah mencapai 80 kg per kapita per tahun.
Selain itu, dengan mengkonsumsi ikan juga mampu meningkatkan pertumbuhan bayi-bayi. Sebab, 1 dari 3 anak balita di Indonesia itu kuntet.
"Jadi hayo makan ikan, kalau tidak makan ditenggelamkan, ayo makan ikan kalau tidak menjadi anak bodoh, ikan lebih sehat dan jauh lebih murah dari daging, porsi nasi kurangi tambah ikannya," tambah dia.
Menurut Susi, sudah sepantasnya orang tua, masyarakat hingga pemerintah menyiapkan generasi penerus di Indonesia menjadi anak yang sehat, pintar, dan mampu bersaing dengan anak-anak di negara lain.
"Saya memohon negara kita banyak orang pintar, banyak pejabat juga dosen, namun handicap masih ada, karena banyak dari elit kita yang bekerja tanpa dengan hati, peduli, kalau kerja saja tanpa peduli keberpihakan tidak ada, kesenjangan melebar, gini rasio harus ditekan, kalau tidak akan bahaya untuk stabilitas ekonomi, politik, sosial," ujar dia.
Lanjut Susi, pembangunan perikanan yang berkelanjutan juga butuh keberpihakan kepada masyarakat dan juga para pelaku usaha sektor perikanan.
"Sangat penting kita menuju keberlanjutan, policy yang memiliki afirmasi, tanpa itu meningkatkan pemerataan, dan akan menjadi kesenjangan ekonomi yang bahaya, dan bisa mudah dipicu isu sara, dan sebagainya," pungkas dia. (dtf)