Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, siang ini mengundang Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong, ke kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Budi meminta masukan dari Lembong, karena dirinya ingin memanfaatkan acara 4th Asia-Euope Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM) di Bali pada 26-28 September 2017 mendatang, untuk mencari investor.
Acara 4th ASEM TMM akan dihadiri oleh setidaknya 18 menteri transportasi. Perwakilan dari 51 negara akan hadir, di antaranya adalah Rusia, China, Jepang Singapura, India, Malaysia, Luxemburg, Hongaria, dan sebagainya. Budi ingin memanfaatkan acara ini untuk sekaligus menawarkan sejumlah proyek bandara dan pelabuhan di Indonesia.
"Bersamaan dengan kita ada 4th ASEM, paling tidak ada 18 menteri transportasi yang hadir. Sesuai arahan Pak Presiden, kalau kita ada forum internasional kita gunakan untuk menjual potensi-potensi kita. Karena itu saya mengundang Pak Tom biar saya diajari caranya mendapat investor-investor," kata Budi, dalam konferensi pers di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (18/9/2017).
Proyek yang akan ditawarkan ke 51 negara peserta 4th ASEM TMM misalnya Bandara Kualanamu, Kuala Tanjung, Makassar, Bitung, Mandalika, Balikpapan, dan sebagainya. Budi ingin membuat penawaran yang menarik, Lembong diminta membantu.
"Kalau saya lihat dari proyek-proyek Kualanamu, Kuala Tanjung, Makassar itu bagus-bagus. Semoga ini bisa menjadi satu format yang bagus, setelah itu kita lakukan terus," tukasnya.
Berdasarkan pengalamannya saat menghadiri forum One Belt One Road (OBOR) di China, banyak proyek yang menarik di Indonesia tapi informasinya kurang untuk investor. Ini perlu diperbaiki.
"Pada saat saya ke China waktu OBOR, mereka tanya background penawaran proyek. Harapan saya 26-28 September 2017 nanti kita ada 18 one on one meeting, didampingi Pak Tom, sehingga pembicaraan itu sistematis," paparnya.
Sementara itu, Lembong mengatakan investasi di sektor transportasi amat penting. Bukan hanya dampak langsungnya saja, tapi juga multiplier effect yang dihasilkan. Konektivitas yang bagus berdampak sangat positif pada pengembangan pariwisata dan sektor-sektor lainnya. Karena itu, investasi di bidang transportasi harus digenjot.
"Ada dampak tidak langsung dari investasi di sektor transportasi, misalnya konektivitas, itu juga sangat penting buat pariwisata. Dengan bandara baru, sekarang investasi di sektor pariwisata pertumbuhannya 30% per tahun. E-Commerce kan barangnya harus dikirim pakai angkutan 70-80% lewat udara," tutupnya. (dtf)