Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Yogyakarta. Sekitar 122 pedukuhan di 8 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul mengalami kekeringan. Namun Pemkab Gunungkidul belum menyatakan status darurat kekeringan karena anggaran masih mencukupi.
Dari 8 kecamatan yang mengalami kekeringan sebagian besar di wilayah selatan Gunungkidul seperti di Tepus, Rongkop, Girisubo. Saat ini BPBD Gunungkidul telah melakukan droping air bersih di sejumlah pedukuhan dan desa yang telah mengajukan bantuan.
"Distribusi air bersih terus dilakukan, banyak bantuan dari swasta yang membantu air bersih. Dari segi materi untuk didistribusikan cukup sampai November," kata Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi usai bertemu Gubernur DIY di komplek Kepatihan Yogyakarta, Senin (18/9/2017).
Meski sudah ada bantuan air dari banyak pihak kata dia, pihaknya meminta warga untuk berhemat dalam penggunaan air bersih. Termasuk penggunaan air untuk berwudlu juga harus hemat.
"Saya selalu sampaikan kepada masyarakat, contoh wudhu yang hemat, dan wudhu yang baik harus hemat air, syarat, rukun wudhu tercukupi yang terbaik hemat air," kata Immawan.
Dia mengatakan sampai saat ini, Gunungkidul belum menetapkan status darurat kekeringan. Karena jatah tangki air bersih untuk dikirimkan kepada warga yang memerlukan masih mencukupi.
"Saat ini belum. Prosedur untuk mengajukan status darurat kekeringan apabila anggaran sudah mepet dan tidak mencukupi," kata dia.
Dia menambahkan Gunungkidul memiliki sumber mata air yang jika dikelola bisa mencukupi kebutuhan air bersih di seluruh DIY. Adanya sumber mata air berkualitas bagus teresbut sudah dilaporkan kepada Presiden. Sumber air terebut berada di Banyusoca, Semanu dan Patuk.
"Kita sudah pernah lapor ke Presiden. Jika dikembangkan sumber air itu melimpah dan berkualitas tinggi karena itu kawasan karst," katanya.Menurut Immawan apabila bisa dikembangkan ke arah industralisasi diharapkan masyarakat bisa menjangkaunya dengan murah. Jika bisa di industrialisasi maka harus dengan konsep yang matang. "Bukan hanya menggali untuk mendapatkan air kemudian didistribusikan," pungkas dia. (dtc)