Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Berpangkat tinggi menduduki jabatan mentereng ternyata Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi memiliki track record yang "agak tercela" di masa mudanya. Sebagai anak tentara Angkatan Udara, dia termasuk anak bandel.
Hal itu diakuinya saat didaulat berbicara soal wawasan kebangsaan di hadapan sekitar seribu warga dari berbagai latar belakang kelompok, etnis dan agama berbeda, di GOR Primbana, Jalan Ngumban Sutbakti, Medan, akhir pekan lalu.
Tumbuh berkembang di asrama tentara di Kampung Anggrung, Medan, kata Edy, di masa remajanya dia suka mencuri susu peternak sapi dari etnis Punjabi Sikh (dari India, disebutnya sebagai Bengali), yang letaknya tak begitu jauh dari tempatnya tinggal.
"Jadi kami perhatikan waktu orang Bengali itu memerah susu sapinya. Waktu ditinggalkannya perahannya menunggu penuh, di saat itulah kami masuk mencuri," papar Edy yang merupakan alumni SMAN I Medan.
Itu sebabnya kepada puluhan warga etnis Punjabi Sikh yang turut hadir di GOR Primbana, Edy menyampaikan permohonan maaf sebagai tanda penyesalan atas kebandelannya di masa muda.
"Saya mohon maaf kepada bapak-bapak etnis Punjabi Sikh, dulu aku seringkali mencuri susu kalian. Saya memang pernah jahat, itu dulu. Sekarang saya tak akan mencuri lagi," tegas Edy.
Kehadiran Edy di GOR Primbana juga tidak terlepas dari rencananya maju bertarung sebagai calon Gubernur Sumut pada Pilgubsu 2018. Hingga sekarang belum satu pun parpol secara resmi mendukungnya. Kendati Edy menyatakan sudah terdapat 4 parpol yang menyatakan dukungan padanya.