Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bank Indonesia (BI) mewaspadai pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah. Padahal, kondisi makro ekonomi saat ini terbilang stabil atau cenderung membaik dibandingkan periode lalu.
"Tantangan di luar makro ekonomi baik dan keuangan stabil sekarang adalah pertumbuhan kredit perbankan relatif rendah," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo dalam Indonesia Banking Expo 2017 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Selasa (19/9).
Dari data uang beredar BI, jumlah kredit per Juli tercatat Rp 4.494 triliun atau 7,9% year on year. Penyaluran kredit didorong oleh kredit modal kerja (KMK), kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KI). Untuk kredit modal kerja tercatat Rp 2.007 triliun.
Masih rendahnya pertumbuhan kredit perbankan disinyalir masih adanya konsolidasi di internal perbankan. Selain itu, kondisi perusahaan atau korporasi dan rumah tangga juga masih perlu menyesuaikan kondisi keuangannya.
"Masih ada konsolidasi perbankan, korporasi, dan rumah tangga di Indonesia butuh cepat berbenah," kata Agus.
Kredit perbankan nasional terus mengalami perlambatan sejak 2011 lalu. Paling tinggi pernah terjadi pada 2011 yakni mencapai 24,5%. Kemudian memasuki 2012 pertumbuhan kredit melambat menjadi 23,1%.
Pada 2013 kembali merosot ke posisi 17%. Lalu di 2014 kredit lagi-lagi mengalami perlambatan yaitu ke posisi 10,5%. Kemudian 2015 realisasi kredit hanya 10%. Lalu pada akhir 2016 posisi kredit tercatat 7,87%. (dtf)