Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Tokyo. Jepang mengerahkan sistem pertahanan rudal tambahan di Pulau Hokkaido, pulau paling utara di negara tersebut. Pengerahan ini dilakukan setelah Korea Utara (Korut) dua kali meluncurkan rudal balistik yang melintasi pulau milik Jepang tersebut.
"Kami mengerahkan sistem PAC-3 pada siang hari," sebut juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang, Kensaku Mizuseki, kepada AFP, Selasa (19/9).
Mizuseki menambahkan, sistem PAC-3 itu dikerahkan di pangkalan militer milik Angkatan Darat Jepang yang ada di ujung selatan Pulau Hokkaido.
PAC-3 atau Patriot Advanced Capability-3disebut sebagai salah satu terminal rudal pertahanan udara paling kuat dan paling canggih di dunia. PAC-3 merupakan produk dari Lockheed Martin, sebuah perusahaan dirgantara, pertahanan, keamanan dan teknologi canggih asal Amerika Serikat (AS).
Menurut pejabat lokal, Jepang telah mengerahkan sistem pertahanan rudal PAC-3 ke wilayah lain di Hokkaido. Namun Mizuseki menolak untuk mengkonfirmasi lokasi sistem PAC-3 lainnya di Hokkaido, dengan alasan hal ini termasuk informasi pertahanan yang sensitif.
Langkah otoritas Jepang ini diambil di tengah ketegangan yang semakin memuncak di Semenanjung Korea, setelah Korut melakukan uji coba nuklir keenam dan menembakkan dua rudal balistik yang melintasi wilayah Jepang dalam waktu kurang dari sebulan.
Korut sendiri dalam pernyataannya telah mengancam akan 'menenggelamkan' Jepang ke laut. Pada Sabtu (16/9), Korut juga mengutarakan tekad untuk mengimbangi kekuatan militer AS, dengan mengembangkan senjata nuklir secara penuh.
Menanggapi seruan Korut itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan tidak akan pernah mentoleransi provokasi berbahaya Korut dan mendorong komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Korut.
Dewan Keamanan PBB telah mengecam peluncuran rudal terbaru Korut sebagai aksi yang sangat provokatif. Mereka akan menggelar rapat setingkat menteri pada Kamis (21/9) lusa untuk membahas proliferasi senjata pemusnah massal, yang akan difokuskan pada pembahasan sanksi lanjutan untuk rezim Korut (dtc)