Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Puluhan pedagang pasar pagi Siraja Oloan (SRO), Selasa (19/9/2017), berunjuk rasa di kantor DPRD setempat. Mereka meminta dukungan wakil rakyatnya agar tidak direlokasi dari pasar SRO ke pasar percontohan Onan Baru, Pangururan.
Kedatangan para pedagang ke DPRD langsung diterima Ketua DPRD Rismawati Simarmata, didampingi anggota Nasip Simbolon, Junjungan Situmorang dan Bolussson Pasaribu.
Pedagang, Jawaster Simbolon didampingi Hatoguan Sitanggang dalam orasinya mengatakan, mereka menolak dipindah. Sebab, tempat baru yang akan dijadikan berjualan dinilai terlalu jauh dan akses menuju lokasi sangat sepi. Sehingga akan mempengaruhi terhadap omset para pedagang karena sepinya pembeli.
“Kami menolak untuk direlokasi ke tempat tersebut, karena lokasinya sangat tidak representatif bagi para pedagang,” ujarnya.
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir dengan merelokasi para pedagang dari pusat kota, menurutnyam membuktikan tidak pro rakyat kecil. Mereka merasa dizholimi.
“Pemkab Samosir sangat tega pada kami. Masa hanya demi penataan ruang terbuka kijau ( RTH) kami diusir. Ya kalau mau ditata ya tata saja, gak usah harus merelokasi kami,” tandasnya.
Rismawati berjanji akan meneruskan pengaduan pedagang ke Pemerintah Kabupaten Samosir untuk segera dicari solusinya.
Menanggapi tuntutan pedagang pasar SRO, Bupati Rapidin Simbolon mengaku harus merelokasi agar Pangururan sebagai ikukota Samosir menjadi kota yang bersih, aman, nyaman, sehingga benar-benar menjadi daerah tujuan wisata.
“Kalau pedagang Pasar SRO tidak mau direlokasi ke Pasar Percontohan Pangururan, silahkan mencari lahan di sekitar Desa Lumban Pinggol, jauh dari akses jalan nasional dan pemerintah Kabupaten akan membangunnya. Karena bila pasar dekat dengan akses jalan raya akan menimbulkan arus lalulintas yang semrawut, kota jadi kumuh,” imbuh Rapidin.