Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Teheran. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkomentar keras soal Iran dalam pidato perdananya di Sidang Majelis Umum PBB di New York. Otoritas Iran pun geram dan bereaksi keras dengan menyebut pidato Trump sebagai 'pidato kebencian yang bebal'.
"Pidato kebencian Trump yang bebal untuk zaman pertengahan -- bukan era PBB abad ke-21 -- tidak pantas ditanggapi," tegas Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, via Twitter seperti dilansir AFP, Rabu (20/9).
"Empati palsu untuk rakyat Iran tidak membodohi siapa pun," imbuhnya.
Dalam pidato pertamanya sebagai Presiden AS di Sidang Majelis Umum PBB, Trump menyebut Iran sebagai 'negara berbahaya' dan sebagai 'negara diktator yang korup dengan kedok palsu demokrasi'.
"Korban para pemimpin Iran yang paling lama menderita, faktanya, adalah rakyatnya sendiri," cetus Trump.
Tidak hanya itu, Trump menyebut kesepakatan nuklir yang dirundingkan Menlu Zarif dengan mantan Menlu AS John Kerry telah mempermalukan AS. Trump juga menuding Iran memanfaatkan kekayaannya untuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, pemberontak Houthi di Yaman dan membahayakan perdamaian di Timur Tengah.
Dalam pidatonya, Trump mengindikasikan dirinya bisa mencabut kesepakatan nuklir Iran dengan enam negara kekuatan dunia -- AS, Inggris, Prancis, China, Rusia dan Jerman -- yang dicapai tahun 2015 lalu.
"Kita tidak bisa membiarkan rezim pembunuh terus melakukan aktivitas yang mendestabilisasi sambil membuat rudal-rudal berbahaya, dan kita tidak bisa mematuhi sebuah kesepakatan, jika sama saja menutupi pembangunan program nuklir yang sebenarnya," tandasnya. (dtc)