Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) Global Ratings baru saja memangkas peringkat utang China dari A+ menjadi AA-. Alasan S&P yaitu semakin tingginya risiko ekonomi akibat peningkatan utang yang terlalu cepat.
China memang baru saja memutar arah perekonomian setelah mengalami perlambatan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak berjalan mulus. Ambisi China untuk memompa perekonomian menyimpan risiko besar, khususnya pasar keuangan.
"Penurunan peringkat tersebut mencerminkan penilaian kami bahwa periode pertumbuhan kredit jangka panjang yang kuat telah meningkatkan risiko ekonomi dan keuangan China," kata S&P dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (22/9).
Keputusan S&P sebenarnya mengikuti langkah yang lebih dulu diambil oleh lembaga pemeringkat lainnya, yakni Moody's dan Fitch. China sangat disarankan bisa menjalankan pertumbuhan ekonomi berbasis utang.
"Downgrade adalah waktu pengingat yang tepat bagi pemangku kepentingan China, bahwa perlu beberapa reformasi yang lebih sulit, yaitu deleveraging perusahaan dan restrukturisasi perusahaan milik negara," kata Rob Subbaraman, Ekonomi Nomura di Singapura.
"Fokus perlu beralih dari kuantitas ke kualitas pertumbuhan. Saya berharap akhir tahun ini China menurunkan target pertumbuhan PDB menjadi 6% dari 6,5%, atau tidak memilikinya sama sekali. Itu akan menjadi pertanda positif. "
Dana Moneter Internasional memperingatkan tahun ini, pertumbuhan kredit China berada pada "lintasan berbahaya". IMF meminta "tindakan tegas" untuk mengantisipasi persoalan tersebut. Sementara Bank for International Settlements mengatakan pada September lalu bahwa pertumbuhan kredit yang berlebihan menandakan krisis perbankan dalam tiga tahun ke depan. (dtf)