Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Medan. Salsa Putri Sadzwana Sihombing atau sering dipanggil Salsa prihatin melihat ada yang 'nyinyir' mengenai protesnya penulis-penulis best seller di tanah air soal wacana pajak 15% bagi penulis.
"Saya rasa wajar bang protes, karena memang terlalu besar, dan aku juga prihatin ada yang nyinyir kalau bilang pajak 15% itu karena penulis tak memakai modal dalam menulis," keluhnya saat ditemui medanbisnisdaily.com, di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (24/9/2017).
Penulis yang lahir di Medan, 05 Agustus 2000 dan sedang duduk di bangku sekolah kelas XII ini juga berharap Dirjen Pajak dapat mendiskusikan kembali pajak bagi profesi penulis. Agar tak menjadi persoalan yang berlarut-larut hingga sampai ada penulis besar di Indonesia yang berhenti menerbitkan bukunya.
"Saya rasa bang, kerugian besar bagi bangsa ini dengan adanya penulis best seller seperti Tere Liye yang berhenti menerbitkan bukunya, karena merasakan tidak adanya keadilan bagi profesi menulis," ujarnya.
Anak bungsu dari pasangan Syahril Gredhemento Sihombing dan Sri Fatimah Hardi, yang akan me-launching novel terbaru dengan judul 'Pendekar Sejati Bukit Matahari' ini berharap agar soal wacana pajak 15% tak membuat penulis-penulis muda di tanah air seperti dirinya kehilangan semangat untuk berkarya.
"Saya harap penulis -penulis muda dengan hal ini tetap bersemangat untuk berkarya. Saya yakin Tere Liye, salah satu penulis yang banyak menginspirasi penulis-penulis muda di tanah air akan tetap berkarya dan menulis," harap Salsa.