Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnis.com-Singapura. Indonesia dan Singapura memperkuat kerja sama untuk kepentingan regional setelah memperkuat kerja sama bilateral dalam satu tahun terakhir.
Kolaborasi bilateral untuk kepentingan regional adalah terkait ekonomi digital dengan memanfaatkan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Di sektor pariwisata diketahui ada empat kesepakatan yang terus dikembangkan. Pertama, membuat paket wisata untuk wisatawan yang melancong ke Singapura akan pula diarahkan ke nusantara. Satu dari paket wisata itu adalah wisata maritim dengan kapal pesiar.
Menurut Manejer Komunikasi Royal Baribbean Cruises (Asia) Chin Ying Duan, destinasi yang dijajaki adalah Semarang, Bali, Lombok, termasuk Kuala Tanjung, Belitung dan Jakarta. Namun, menurut dia, masih ada kendala yang tampak, terutama infrastruktur penunjang.
“Saat ini kami sedang menunggu beberapa upaya Pemerintah Indonesia untuk beberapa perbaikan pengembangan infrastruktur, terutama pelabuhan Benoa dan dermaga di Celukan Bawang yang bisa disandari kapal pesiar dengan 3.400 penumpang,” ungkapnya kepada medanbisnisdaily.com, di Marina Cruise Centre Singapore, Senin (2/1).
Kunjungan medanbisnisdaily.com ke Marina Cruise Centre Singapore ini berkaitan dengan Indonesian Journalist Visitor Program ke 18 yang diselenggarakan Pemerintah Singapura untuk meningkatkan berbagai kerja sama bilateral Indonesia- Singapura.
Dalam perkiraan Royal Caribbiean Cruises, mulai Desember bahkan mungkin mulai November 2017 ini sudah bisa dimulai pelayaran ke destinasi yang banyak diminta pasar mereka, di antaranya Indonesia. Diperkirakan akan membawa lebih dari 60.000 wisatawan dengan perkiraan pengeluaran hingga US$ 7 juta selama berlabuh di destinasi wisata yang dikunjungi.
Menurut Badan Parawisara Singapura, selain perbaikan pelabuhan, infrastruktur yang ada dinilai masih memakan waktu yang lama untuk sampai daerah tujuan wisata yang ada. Padahal Singapura dalam perjanjian kerja sama yang baru disepakati bulan lalu sudah berkomitmen untuk investasi seperti ekspansi pelabuhan Benoa di Bali.
Dalam hal parawisata maritim ini, menurut Chin, juga akan nada peningkatan sumber daya manusia dalam bisnis tersebut.
“Sejauh ini diperkirakan ada sekitar 16.000 tenaga Indonesia dalam industri ini,” ungkap Chin.
Pernyataan Chin tidak sekadar omongan. Menurut Rikky, awak kapal pesiar yang ditemu di sebuah dek kapal pesiar mewah di Marina Cruise Centre Singapore, mengatakan, bnyak kru kapal ini dari Indonesia.
“Saya sendiri sudah dua tahun kerja di kapal ini setelah beberapa tahun di kapal pesiar lain di Amerika,” ujarnya.