Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Setelah bertahun-tahun fokus di dalam negeri, Go-Jek mengungkapkan kesiapannya ekspansi ke luar negeri. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara menjadi sasaran utamanya.
Pendiri dan CEO GO-Jek Nadiem Makarim sendiri tidak blak-blakan mengenai negara yang sedang diincar oleh perusahaannya. Namun, ia menjelaskan kriteria negara mana yang siap untuk diekspansi oleh Go-Jek.
Selain Indonesia yang penduduknya paling besar di Asia Tenggara, Filipina, Vietnam, dan Thailand mungkin merupakan negara yang menggiurkan untuk disasar Go-Jek. Sebab, ketiga negara tersebut bila digabungkan penduduknya bisa mencapai 270 juta jiwa.
Nadiem menyatakan bahwa Go-Jek mengincar negara yang infrastruktur teknologinya belum terlalu berkembang. Seperti masih minimnya masyarakat yang punya akses ke perbankan. Mungkin mereka akan diarahkan untuk memanfaatkan Go-Pay.
"Saya pikir kami telah membuat model sebuah platform yang bekerja di ekonomi yang sedang berkembang, di mana infrastrukturnya tidak terlalu bagus. Ada kemungkinan besar kita akan memanfaatkan seluruh potensi sehingga saat masuk bisa memanfaatkan seluruh senjata kita," tutur Nadiem dikutip dari Straits Times, Rabu (4/10).
Apabila langkah Go-Jek itu terwujud, maka semakin memperketat persaingan dengan Grab dan Uber. Grab yang merupakan kompetitor terbesar Go-Jek belum lama ini disokong dana besar dari SoftBank Group Corp dan Didi Chuxing dari China.
Grab belakangan ini agresif ekspansi ke Indonesia. Perusahaan yang berasal dari Malaysia ini mengklaim telah menjangkau 75 kota. Seperti diketahui, Grab didirikan oleh Anthony Tan yang merupakan teman Nadiem saat kuliah di Harvard Business School.
"Kami selalu bersikap bertahan. Inilah waktunya membawa persaingan ke depan pintu rumah mereka," sebut Nadiem. (dtn)