Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan Pemerintah akan memulai melakukan distribusi LPG 3 kg secara tertutup pada Februari 2018. Secara teknis, distribusi ini akan lebih tepat sasaran dengan menggunakan kartu.
"Rencana pemerintah, sesuai Permen ESDM No 26/2009. Akan melakukan distribusi tepat sasaran kepada masyarakat yang benar-benar miskin. Jadi, penyaluran LPG 3 kg tepat sasaran kepada yang memang benar-benar mampu," kata Area Manager Communication and Relations Sumbagut PT Pertamina MOR I, Rudi Arif Fianto didampingi Sr Sales Executive LPG II Sumbagut, Ahmad Yudistira, Kamis (5/10/2017), di Joe Coffee, Jalan Putri Hijau, Medan.
Rudi yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis ini menggantikan pejabat sebelumnya Fitri Erika, yang kini bertugas di PT Pertamina Lubricants.
Rudi mengatakan, rencana pemerintah itu sedang dimatangkan.
"Nantinya, rencana itu akan lebih dimatangkan oleh pemerintah. Karena sesuai rencananya nanti akan menggunakan kartu EDC. Jadi, untuk satu kartu per satu rumah tangga miskin mendapat jatah 3 tabung LPG 3 kg per bulan. Setiap agen LPG dan pangkalan juga nanti akan dilengkapi mesin EDC," ujarnya.
Rencana itu, jelas Rudi, jatah itu tidak bisa diuangkan dan hanya benar-benar diberikan kepada warga miskin. Untuk warga mampu, tetap boleh membeli LPG 3 kg, namun dengan harga kekinian.
"Warga mampu tetap boleh membeli, tapi ya mengikuti harga pasar kekinian. Karena memang program itu khusus bagi warga miskin. Coba lihat tabung melon itu ada tulisan khusus warga miskin. Jadi, itu program pemerintah yang tepat sasaran dan benar-benar miskin yang terima," ungkapnya.
Ahmad Yudistira menambahkan bahwa selama ini pengguna LPG 3 kg dari distribusi di Sumut sebanyak 40% itu warga mampu. Artinya, lebih banyak warga mampu dengan daya beli tinggi yang pakai LPG 3 kg.
Perlu diketahui, Pertamina telah mendistribusikan LPG 3 kg di wilayah Sumatera Utara hingga September 2017 berjumlah 255.657 metric ton atau sekitar 85 juta tabung. Jumlah ini telah melebihi 1% dari kuota yang ditetapkan hingga bulan September yaitu 254.033 metric ton atau sekitar 84,6 juta tabung.
"Dari berbagai hasil operasi pasar yang kita lakukan di lapangan, terlihat jelas sekitar 40% itu warga mampu. Kita punya tabung 5,5 kg dan 12 kg untuk warga mampu," jelasnya.
Untuk teknisnya, Rudi menuturkan, data warga miskin itu akan disesuaikan dengan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Pusat.
"Data itu akan disesuaikan juga dengan penerima listrik Rumah Tangga Mampu (RTM) itu, program pemerintah juga. Jadi, hanya yang benar-benar miskin sesuai data TNP2K itu yang menerima LPG 3 kg," ungkapnya.
Rudi kembali menghimbau kepada masyarakat mampu untuk tidak lagi menggunakan tabung melon LPG 3 kg.
"Coba bayangkan, masyarakat dengan kemampuan ekonominya bisa membeli tiga atau empat tabung 3 kg sekaligus untuk keperluan di rumahnya seperti water heater, memasak dan lainnya. Sementara, jika yang mampu itu semua beli 3 kg, maka kuota terus berkurang dan alhasil warga benar-benar miskin tidak dapat membeli karena stok habis," tegasnya.