Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Las Vegas. Hampir seminggu setelah penembakan massal di Las Vegas, Amerika Serikat, otoritas AS belum juga menemukan motif jelas penembakan tersebut.
"Tak adanya jejak media sosial kemungkinan disengaja," tutur Erroll Southers, direktur studi ekstremisme domestik di Universitas Southern California.
"Kita biasanya, dalam 24 hingga 28 jam pertama, bisa meninjau postingan media sosial. Jika mereka tidak meninggalkan pesan ataupun manifesto, itulah yang membuat ini lebih lama," katanya.
Sejauh ini yang telah diketahui kepolisian adalah bahwa Paddock telah merencanakan aksi kejinya dengan matang. Pria berumur 64 tahun itu memesan kamar hotel yang menghadap festival musik, membawa 23 senjata api ke dalam kamar hotelnya, yang belasan di antaranya telah dimodifikasi sehingga bisa terus menembak dengan cepat seperti senjata otomatis. Dia juga telah memasang kamera di dalam kamarnya dan di lorong hotel dekat kamarnya, sehingga dia bisa mengawasi jika ada petugas yang mendekati kamarnya.(dtc)