Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tobasa. Di satu sudut bukit Danau Toba, di Desa Binangalom, Kecamatan Lumban Julu, Toba Samosir, ada sebuah air terjun nan ekostis seolah tersembunyi.
Disebut Air Terjun Binangalum. Kata Binangalom berasal dari nama sebuah sungai, yakni Lum. Sungai itu mengalir sepanjang Desa Binangalom, yang berada di Kecamatan Lumban Julu. Sebagian alirannya berakhir di tebing ini kemudian jatuh membentuk sebuah air terjun yang tidak terlalu besar di Danau Toba.
Lom atau Lum, sendiri dalam bahasa Batak Toba, bisa juga diartikan sebagai air penyejuk hati. Oleh karenanya, masyakarat sekitar masih meyakini keampuhan serta tuah air terjun ini. Kesejukan airnya akan membuat seseorang akan merasa adem ketika meminumnya. Ada juga yang menyebutnya air terjun Situmurun.
Yang lebih mengherankan lagi, masyarakat bahkan percaya, jika airnya diminum, atau sekedar dimandikan, seseorang akan dimudahkan mendapatkan jodohnya. Itulah sebabnya air terjun ini juga disebut Air Terjun Jodoh.
Tidak heran bila sebagian pengunjung yang datang sering bermaksud untuk membuktikan keampuhan air terjun ini dalam hal jodoh. Namun terlepas dari keyakinan itu, keindahan air terjun ini memang cukup memukau. Sudah beberapa kali medanbisnisdaily.com datang ke air terjun ini. Pesonanya tidak pernah luntur. Siapapun akan tergoda untuk datang berkali-kali. Air terjun ini seakan selalau meminta pengunjungnya untuk datang lebih dari sekali.
Tinggi air terjun ini berkisar 20 meter. Airnya bersumber dari sungai resapan tanah yang melewati tebing-tebing danau. Sekarang ini untuk sampai kesana, seseorang mesti menyewa sebuah kapal dari Tigaraja, Prapat, dengan menyisir sisi timur daratan Sumatera.
Dulunya untuk sampai ke air terjun ini, tidak begitu sulit, karena air terjun ini termasuk salah satu paket wisata keliling Danau Toba. Yakni; Prapat-Batu Gantung-Air Terjun Jodoh-Simanindo-Siallagan.
Namun sejak krisis ekonomi melanda negeri ini, tidak ada lagi kapal yang melayani paket-paket wisata itu. Hanya para pemilik hotel yang masih mau menghantarkan tamunya secara khusus ke tempat ini. Itupun tidak semuanya. Sementara jalur menuju air terjun, bukanlah rute umum yang biasa dilewati kapal penumpang.
Wajar jika keberadaan air terjun ini, hanya diketahui oleh sebagian kecil wisatawan. Bahkan tak sedikit masyarakat yang tinggal di sekitar danau sama sekali belum pernah mengunjunginya. Kebanyakan cuma pernah mendengar namanya saja. Hanya nelayan-nelayan tradisional yang ingin melepas lelah sesekali singgah kesana, setelah seharian mereka mencari ikan di tengah danau.
Yang membuat air terjun ini lebih eksotis adalah kehadiran sekelompok burung bangau putih nan mungil, ramping dan seksi, sedang mandi di batu-batu atau sekedar mencari makan sekitar air terjun. Sayang ketika kapal kami mulai mendekati lokasi, gerombolan burung itu pun langsung terbang berhamburan. Mungkin mereka tak terbiasa dengan kehadiran para pengunjung. Maklum, selain satu-dua nelayan, air terjun ini sangat jarang dikunjungi orang. Pemandangan dengan pesona burung-burung itu pun langsung disambut kawan-kawan fotografer dengan mengabadikan moment yang memesona itu.
Mendekati air terjun, angin semakin berhembus kencang. Dinginnya mulai menghunjam sampai ke tulang dan pori-pori. Percikan air yang ibarat jarum-jarum es itu, juga ikut menusuk-nusuk tubuh. Ditambah lagi kabut serta embun yang turun, turut menciptakan kesan purba dan mistis di sekitar lokasi air terjun.
Betapa damai, hening, indah dan romantisnya suasana di air terjun ini. Pantaslah air terjun ini disebut Air Terjun Jodoh. Dengan semua itu, aku yakin, siapapun orangnya pasti akan mendadak melankolis jika berada di tempat ini. Siapa pun akan gampang tersentuh hatinya. Nah jika Anda membawa orang yang spesial ke tempat ini, bisa jadi keyakinan Anda terhadapnya semakin kuat. Silahkan datang dan rasakanlah sensasinya.