Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara tegas menghapus pencatatan (delisting) saham PT Inovisi Infracom Tbk (INVS). Keputusan tersebut sontak mencengangkan para pemegang saham ritel INVS.
Seperti Suryawan Nyoto yang mengaku masih memegang saham INVS sebanyak 15 juta lembar. Dia membeli saham INVS sekitar 2014 saat harga di kisaran Rp 135-145 per saham. Jika dihitung uangnya yang nyangkut di saham itu senilai Rp 2- 2,17 miliar.
"Waktu itu saya tertarik karena saat itu sahamnya ada penurunan yang besar. Saya beli secara bertahap. Totalnya sampai Rp 2 miliar," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Senin (9/10/2017).
Pria yang akrab disapa Suryo itu mengaku percaya saham INVS masih bisa menguat lantaran laporan keuangannya yang masih positif. Meskipun industri IT konten yang menjadi bisnis inti perseroan saat itu disebut-sebut sudah senja.
"Banyak yang nyangkut karena ketipu laporan keuangannya, karena bagus. Harga book value rendah sekali. Saya lihat manajemennya bukan berdiam diri, dari 2012-2013 mengakuisisi aset banyak aset," imbuhnya.
Namun ternyata laporan keuangan INVS 2014 dianggap bermasalah. Alhasil BEI menjatuhkan suspensi. Manajemen INVS saat itu tidak melakukan itikad baik dengan memperbaiki laporan keuangan.
Alhasil saham INVS terus disuspensi sampai hingga 2 tahun lebih. Sampai akhirnya pada 22 September kemarin BEI mengumumkan akan menghapus saham INVS.
Saat itu Surya mengaku kaget lantaran uangnya yang masih nyangkut di saham INVS. Merasa mengetahui betul kondisi perusahaan, Suryo melalui salah satu media sosial yang berisi para investor pasar modal mengundang pemegang saham INVS untuk bergabung dalam grup WhatsApp yang dia bentuk.
Grup yang dibentuknya itu bertujuan untuk memperjuangkan nasib para pemegang saham. Awalnya sudah ada 70 orang, namun akhirnya dia saring menjadi 40 orang.
"Saya tendang 30 orang, karena saya enggak mau orang yang ikut pasif saja nunggu informasi. Saya juga harap mereka bersama-sama berjuang," tambahnya.
Bahkan Suryo juga memasukan nomor Direktur dan Corporate Secretary INVS Dimas Anugrah dalam grup tersebut. Hal itu agar manajemen bisa langsunhg menjelaskan jika ada perkembanhgan terkini.
"Dia merespons pertanyaan-pertanyaan yang ada, meskipun ada yang di luar konteks," tambahnya.
Dirinya pun berharap agar BEI bisa mempertimbangkan kembali keputusan untuk menjatuhkan delisting pada saham INVS. Sebab manajemen masih menunjukkan itikad baik dengan menyelesaikan laporan keuangan 2014. Meskipun laporan keuangan 2015 dan 2016 masih dalam proses. (dtc)