Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Brussel - Indonesia masih belum sepakat soal perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Sementara itu Vietnam telah lebih dulu menjajaki perdagangan bebas sejak 2015 lalu.
Hingga saat ini Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) masih digodok. Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Vietnam akan menjadi rujukan 'belajar' Indonesia soal perdagangan bebas tersebut.
"Tentu kita akan mempelajari juga bersama-sama. Vietnam itu mengambil TPP," tutur JK usai pertemuan dengan Komisi Eropa saat ditemui di The Hotel Waterloolaan, Brussel, Senin (9/10/2017).
"Sebagai benchmark-nya, kita juga tentu dapat mengambil benchmark yang sudah disetujui Indonesia dengan China, dengan Jepang, dengan yang lain itu tadi yang dibicarakan," imbuhnya.
Wakil Ketua Kadin Shinta Kamdani menuturkan, industri yang paling terdampak adalah industri padat karya.
"Vietnam jauh lebih dahulu investasinya dari pada kita. Tujuan dari trade ini kan memang untuk mendapatkan investasi lebih banyak. Nah yang paling kena itu industri padat karya, jadi seperti tekstil," ujar Shinta.
"Makanya dia (pengusaha industri padat karya) pengen ini segera cepat selesai karena dia nggak bisa kompetisi kalau dibandingkan dengan Vietnam. Jadi kalau soal in trade and services itu nggak hanya soal tarif, tapi juga non tarif barrier. Masalah standar dan lain-lain," jelasnya.
JK bertemu dengan Komisi Eropa hari ini. Pertemuan kedua belah berlangsung sekitar 45 menit. Selain dibahas soal IEU-CEPA, dibahas juga soal e-Commerce dan e-Government.
"Besok kan pertemuan para pengusaha. Kadin juga dan melanjutkan pembicaraan kemudian saya kira bulan Januari-Februari tentang CEPA itu putaran keempat tadi menyerahkan konsep dari Kadin dan konsep dari Kadin uni eropa," ungkap JK.dtc