Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Washington DC. Banyak politikus Partai Demokrat mengecam produser eksekutif Hollywood, Harvey Weinstein, yang dituding melecehkan secara seksual banyak wanita dalam beberapa dekade terakhir. Harvey Weinstein merupakan penggalang dana utama bagi Partai Demokrat.
Harvey Weinstein (65) merupakan co-Chairman The Weinstein Co, perusahaan produksi film ternama Hollywood. Di bawah kepemimpinannya dan saudaranya, Bob, perusahaan itu memproduksi dan mendistribusikan banyak film pemenang Oscar, termasuk 'Shakespeare in Love' dan 'Chicago'. Sosok Harvey sudah sangat dikenal oleh kalangan elite Hollywood. Dia juga disebut sebagai salah satu produser film paling berpengaruh.
Beberapa hari lalu, media ternama Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT), merilis laporan investigasi yang membeberkan serangkaian tudingan pelecehan seksual terhadap Harvey. Pelecehan dilakukan terhadap sejumlah aktris muda, asisten-asisten Harvey dan sejumlah wanita muda dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir. Kabar ini menggemparkan Hollywood.
Harvey Weinstein sendiri diketahui merupakan donatur ternama untuk Partai Demokrat, khususnya saat pilpres 2016. Mulai dari mantan Presiden AS Bill Clinton, kemudian istrinya Hillary Clinton yang mantan capres AS dan mantan Presiden AS Barack Obama disinyalir menerima donasi dari Harvey.
Laporan berbagai media AS, seperti dilansir CNN, Selasa (10/10), menyebut ketiga sosok itu memiliki keterkaitan sejak lama dengan Harvey Weinstein. Namun sejak laporan NYT dirilis 5 Oktober lalu, belum ada komentar resmi dari Bill, Hillary maupun Obama.
CNN melaporkan, perwakilan untuk keluarga Clinton belum menanggapi artikel NYT itu. Sedangkan kantor Obama menolak berkomentar. Tiga hari setelah artikel NYT dirilis, Harvey Weinstein dipecat dari jabatannya sebagai co-Chairman. Dia sendiri membantah tudingan dalam artikel NYT.
Harvey Weinstein diketahui menjadi donatur politik keluarga Clinton sejak lama. Laporan Washington Postmenyebut, dia merupakan salah satu dari banyak petinggi Hollywood yang memberi donasi untuk Yayasan Pertahanan Hukum Bill Clinton tahun 1990-an. Tahun 2015, keluarga Clinton dilaporkan menyewa rumah di dekat kediaman Harvey Weinstein di Hampston. Kemudian saat kampanye pilpres 2016, Harvey Weinstein bertindak sebagai 'penghubung' antara bintang-bintang Hollywod dengan tim kampanye Hillary Clinton.
Data dari organisasi pelacakan dana kampanye, Center for Responsive Politics(CRP), menyebut Harvey Weinstein menggalang dana politik hingga US$ 1,5 juta (Rp 19,9 miliar) dari tahun 1990 hingga 2016.
Harvey Weinstein pernah menjadi bundler dalam kampanye pilpres Hillary tahun 2016. Bundler merupakan seseorang yang bertindak sebagai penggalang dana politik yang mengumpulkan kontribusi besar dari banyak donatur lainnya untuk kampanye tertentu. Salah satu acara penggalangan dana untuk Hillary, yang bertabur bintang digelar di kediaman Harvey Weinstein di Manhattan, New York pada Juni 2016.
Situs OpenSecrets milik CRP juga menyebut bahwa Harvey Weinstein juga pernah menjadi bundler dalam kampanye pilpres Obama. Dia bahkan pernah mendatangi Gedung Putih beberapa kali saat Obama menjabat. Dalam salah satu acara di Gedung Putih tahun 2013, Ibu Negara saat itu, Michelle Obama, memuji Harvey Weinstein sebagai sosok yang luar biasa dan teman yang baik.
Reaksi keras justru diberikan para politikus Demokrat yang mengumumkan niat mereka untuk mengembalikan donasi politik yang diterima dari Harvey Weinstein, atau menyumbangkan donasi itu untuk amal. "Maksud saya, ini pria yang sangat buruk yang telah melakukan sejumlah hal-hal sangat buruk," sebut Senator Connecticut dari Partai Demokrat, Chris Murphy, kepada CNN. (dtc)