Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Karangasem. Kedatangan tim baru Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ke Gunung Agung rupanya membawa alat canggih. Ada Multiple Gas Analyzer System (MGAS) yang bisa mengukur gas-gas vulkanik dari dalam kawah.
"Instrumen ini untuk mengukur gas di udara sekitar lokasi kawah. Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur gas vulkanik atau gas yang dilepaskan oleh gunung api," kata peneliti PVMBG bernama Udan Sain di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Bali, Selasa (10/10).
Sebagai operator MGAS, Udan menyatakan alat tidak dipasang permanen melainkan berpindah-pindah di berbagai tempat. Idealnya, MGAS digunakan di dekat sumber gas vulkanik keluar.
"Berhubung aktivitasnya sangat tinggi dan sudah direkomendasikan untuk tidak memasuki zona bahaya, sehingga sampai saat ini alat ini di Gunung Agung belum digunakan," ujar Udan.
Walau demikian, Udan berencana mengoperasikan alat itu sejauh mungkin dari sumber gas vulkanik. Sehingga diharapkan adanya data unsur-unsur kimia dari gas yang dikeluarkan Gunung Agung.
"Untuk radius agar alat ini bisa digunakan tidak bisa ditentukan absolut harus sekian. Tapi sepanjang kita bisa mencium bau gas sulfur atau belerang dari sumber itu maka kita bisa melakukan pengukuran," ucap Udan.
MGAS mampu merekam gas vulkanik yang terdiri dari SO2 atau belerang, H2S dan CO2. Data ini penting untuk mengetahui rasio antar gas yang diproduksi oleh perut gunung berapi setinggi 3.142 Mdpl tersebut.
"Tujuan monitoring ini adalah rasio masing-masing gas yang dideteksi oleh alat ini. Alat ini secara otomatis juga akan memberikan hasil dalam bentuk rasio antar gas," ungkap Udan. (dtc)