Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Ramainya perdagangan online ternyata tidak langsung membuat mal di Jakarta sepi. Beberapa mal di Jakarta masih mampu bertahan di tengah serbuan belanja online. Nyatanya, tingkat penyewaan di mal saat ini sebesar 88,56%. Arinya, bila tersedia area 100 meter persegi, hanya sekitar 88 meter persegi saja yang terisi oleh penyewa.
Apa yang membuat mal masih bertahan?
Head of Research JLL Indonesia James Taylor mengatakan saat ini tingkat sewa mal di Jakarta didominasi sektor makanan dan minuman (food and beverages/F&B).
Maraknya pertumbuhan sewa di sektor makanan dan minuman didukung dengan fasilitas koneksi internet (WiFi) yang mumpuni, desain tempat yang menarik, serta hidangan yang enak. Sehingga tempat makan di mal seringkali menjadi tujuan tempat berkumpul.
"Permintaan yang cukup kuat di sektor F&B didukung oleh makanan yang enak, koneksi WiFi, sebagai tempat berfoto dan tempat yang nyaman," kata James dalam JLL's regular Media Briefing di Kantor JLL, Jakarta, Rabu (10/11/2017).
Selain itu, sektor fashion dan hiburan juga masih menjadi tenant yang ramai ditemui di mal-mal Jakarta. Masyarakat masih ramai membeli berbagai kebutuhan mulai dari makanan hingga pakaian.
"Kan ada juga yang beli barang harus dicobain dulu," kata Associate Director Retail JLL Indonesia Cecilia Santoso di kesempatan yang sama.
Meski demikian, sumbangsih sektor makanan dan minuman untuk keberlanjutan mal kian besar. Pasalnya, mal menjadi sarana rekreasi masyarakat Jakarta untuk mengisi kekosongan waktu di akhir pekan. (dtc)