Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah di
Indonesia seringkali mengeluhkan sulitnya akses modal karena rumitnya
persyaratan bank. Tapi di Jawa Tengah, belasan ribu pelaku UMKM
mendapat modal usaha dari bank dengan bunga sangat rendah dan tanpa
jaminan.
Modal pembiayaan UMKM didapatkan dari bank pembangunan daerah (Bank
BPD) milik Pemprov Jateng. Sejak Maret 2016 lalu, Bank Jateng
menggulirkan kredit usaha dengan bunga terendah se-Indonesia, tanpa
agunan, dan tanpa biaya administrasi.
Tidak hanya syaratnya yang ringan, untuk mendapatkan kredit ini juga
mudah. Murofiah, pengusaha batik tenun asal Desa Lajer, Kecamatan
Penawangan, Grobogan, mengatakan, dirinya mendapat persetujuan
pencairan kredit hanya tiga hari sejak petugas survei mendatangi
rumahnya.
"Syaratnya cuma KTP, kartu keluarga, dan surat keterangan usaha dari
kelurahan, tidak pakai jaminan apapun cuma tiga hari bisa cair sampai
Rp 25 juta," kata Murofiah dalam keterangan tertulis dari Pemprov
Jateng, Rabu (11/10/2017).
Sementara Kurnia Fadilah Nurhayati, pemilik usaha sosis bakar di
Wonogiri mengatakan, dirinya mendapat kredit Rp 8 juta. Ia bersyukur
karena bunga kredit ini hanya 7 persen per tahun.
"Saya belum pernah ketemu bunga yang lebih rendah, kalau KUR (Kredit
Usaha Rakyat) kan masih 9 persen," katanya.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan, hingga Oktober 2017,
Mitra 25 telah diakses lebih dari 20.000 pelaku usaha. Total kredit
yang tersalurkan telah mencapai Rp 280 miliar lebih.
"Target hingga akhir tahun 350 miliar modal usaha ini kami kucurkan,"
katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku gembira melihat perkembangan
kredit Mitra 25. Tidak hanya karena penyalurannya sudah signifikan,
tapi juga setoran angsuran dari nasabah yang mencapai 100 persen.
"Memang tidak pakai jaminan, tapi setiap nasabah ada petugas
pendamping. Jadi sampai sekarang tidak ada kredit macet, usahanya juga
berkembang baik karena diarahkan dan dibantu," katanya di Kantor
Gubernur Jateng, Semarang, Rabu (11/10/2017).
Dengan mudahnya akses modal, pertumbuhan UMKM di Jateng semakin pesat.
Pada 2012 tercatat 80.583 unit, 2013 naik menjadi 90.339 unit, 2014
menjadi 99.681, 2015 108.937, dan 2016 berjumlah 115.751 unit.
Peningkatan jumlah UMKM juga meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
semula tahun 2012 sebanyak 345.622 naik 129% menjadi 791.767 pada
2016. Omzet juga naik dari Rp 18,97 miliar menjadi Rp 43,57 miliar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan, mulai
awal 2017 pihaknya aktif menggelar pelatihan pemasaran UMKM melalui
teknologi informasi.
"Selama ini masih banyak yang hanya mengendalkan pemasaran
konvensional seperti pameran, diharapkan dengan melek digital mereka
bisa membidik pasar lebih luas," katanya.
Investasi Meningkat
Investasi di Jateng tumbuh signifikan hingga 53 persen per tahun.
Banjir investasi usaha di berbagai sektor ini sejak 2013 hingga 2017
mampu menyerap 541.520 tenaga kerja.
Kuncinya ada pada reformasi perizinan yang dicanangkan Ganjar. Menurut
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Prasetyo Aribowo, gubernur menekankan perubahan pelayanan pada tiga
aspek yakni mudah, murah, dan cepat.
"Kini pengurusan perizinan di kantor PTSP (pelayanan terpadu satu
pintu) mengedepankan kemudahan, kecepatan, bebas biaya, transparansi
dan akuntabel," katanya.dtc