Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melakukan penanaman perdana peremajaan kebun kelapa sawit milik rakyat seluas 4.400 hektare, di Desa Panca Tunggal, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, pada Jumat (13/10) kemarin.
Peremajaan terhadap 4.400 hektar kebun kepala sawit yang sudah tua ini dilakukan demi kembali menggalakkan kebun sawit petani yang diharapkan bisa kembali menghasilkan nilai produksi tinggi.
Hal ini disambut baik oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono mengatakan, penanaman perdana replanting sawit rakyat ini menunjukkan bukti bahwa Pemerintah saat ini mendukung penuh industri kelapa sawit nasional.
"Ini juga sebagai bukti bahwa pemerintah telah menempatkan industri kelapa sawit sebagai industri strategis yang telah terbukti dan tetap akan menjadi andalan ekonomi nasional. Baik untuk mengurangi kemiskinan, memperbaiki pemerataan pendapatan, dan perekonomian Indonesia secara umum seperti menjadi sumber pendapatan devisa negara," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (14/10).
Program ini sendiri biayanya ditanggung oleh pemerintah, baik bibitnya, dan benih untuk palawija jagung yang juga diberi oleh pemerintah.
Pada tahun ini, pemerintah akan memberikan bantuan benih komoditas perkebunan sebanyak 35,5 juta batang yaitu kopi 4,8 juta batang, pala 2,7 juta batang, lada sebanyak 2 juta batang dan karet sebanyak 5,7 juta batang.
Jokowi berjanji, dia akan kembali ke lokasi peremajaan atau replanting itu setahun lagi atau awal 2019 untuk memeriksa perkembangannya.
"Kerja dengan saya pasti saya cek, enak saja tidak dicek, jadi barang atau tidak? Jadi bibitnya, jadi benar dan baik tidak? Harus dicek, Kalau tidak dicek, enak nanti," kata Jokowi saat memberikan bantuan di Sumsel kemarin.
Jokowi juga menargetkan agar kebun kelapa sawit rakyat dapat memproduksi hingga 8 ton/hektar/tahun. Untuk itu, dia berpesan agar bibit yang sudah diberikan harus dirawat dan dipelihara.
"Kalau swasta bisa, perusahaan bisa, petani pekebun juga harusnya bisa," pungkasnya.(dtf).