Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Turin. Lazio berhasil menjegal laju Juventus dengan menang 2-1 dalam lanjutan Serie A. Sang kiper, Thomnas Strakosha, telah mengantisipasi
penalti Paulo Dybala.
Ciro Immobile membuat brace untuk Lazio di Allianz Stadium, Sabtu (14/10/2017). Dua gol, yang diceploskan pada babak kedua ke gawang Juventus, itu
berhasil membalikkan kedudukan Lazio setelah sempat tertinggal oleh gol Dauglas Costa di menit ke-23.
Sejatinya, Lazio sempat berada dalam keadaan mendesak saat Juventus mendapatkan kesempatan emas lewat hadiah penalti di injury time. Namun, kiper Lazio, Strakosha, mampu memprediksi penalti Dybala, yang bertugas sebagai eksekutornya.
Strakosha menyatakan dia sudah menghitung potensi penalti oleh Dybala. Makanya, dia pun berlatih khusus.
"Saya sangat kecewa saat lawan mendapatkan penalti, karena penalti itu di menit ke-94 dan Juve tidak pantas untuk bisa mengimbangi kami, "kata Strakosha
seperti dikutip Football Italia.
"Bersama dengan staf pelatih, kami mempelajari penalti Dybala dan kami telah memprediksi dia akan mengarahkan bola ke sisi kanan. Saya juga ngobrol denganayah saya (mantan kiper Timnas Albania). Akhirnya saya bisa menyelamatkan gawang saya," dia mengucapkan.
"Pada momen itu, banyak hal yang berseliweran di dalam kepala, tapi Tuhan telah membantu saya untuk menyelamatkan gawang kami. Ini menjadi yang terbaik dalam lima kali penyelamatan yang pernah saya lakukan," Strakosha menjelaskan.
Selain mengasah kemampuan bersama pelatih dan berkomunikasi dengan ayahnya, serta ketenangan dalam momen tersebut, Strakosha memiliki semangat lain dari rekan-rekan satu timnya. Dia sekaligus mengingatkan agar Lazio tak jemawa dengan raihan tiga poin itu.
"Tim sudah berjuang sangat keras untuk mendapatkan kemenangan makanya saya merasa wajib menyelamatkan gawang kami. Sebab, akan menjadi peristiwa sangat memalukan kalau kami cuma mendapatkan satu poin," ujar Strakosha.
"Kami harus tetap menjejak bumi dan memberi bukti pada tiap pertandingan. Sebab, hanya perlu satu laga buruk untuk mengubah semuanya," dia menuturkan. (dtc)