Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jepara - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya memerangi
kemiskinan melalui perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH). Tahun ini,
anggaran RTLH bahkan meningkat hingga 550 persen.
Untuk 2017, progran ini menyasar sedikitnya 20.027 RTLH. Angka
tersebut naik dari sebelumnya, yakni 2.344 rumah tahun 2013, 3.800
tahun 2014, 2.680 tahun 2015 dan 3.601 tahun 2016.
"RTLH di Jateng masih sangat banyak, dengan penanganan biasa akan
sulit. Makanya saya minta ada akselerasi, tahun ini 20.000 lebih kita
bangun. Maka saya ajak ayo kita memerangi kemiskinan," ujar Gubernur
Jateng, Ganjar Pranowo saat mengunjungi rumah salah satu penerima
program pembangunan RTLH di Kecamatan Mayong, Senin (16/10/2017).
Tahun depan, lanjut Ganjar, dana RTLH direncanakan lebih besar.
Dengan begitu jumlah rumah yang dibangun bisa lebih banyak. "Kalau
sekarang 20.000, tahun depan 30.000 rumah," tuturnya.
Di Kabupaten Jepara, program RTLH tahun 2017 Pemprov Jateng
diprogramkan untuk 568 unit rumah. Masing-masing mendapat bantuan Rp
10 juta sebagai stimulan pembangunan.
"Program ini sekaligus mengaktifkan gotong royong warga untuk membantu
tetangganya yang kesusahan," papar dia.
Sahlan (85), warga Dukuh Bendowangen RT 04 RW 3, Desa Mayong Lor,
Kecamatan Mayong, Jepara, salah satu penerima program bantuan RTLH
tidak menyangka akan dikunjungi orang nomor sati di Jateng.
"Saya diberi tahu kemarin jadi ya bingung, hanya punya baju batik
jelek satu ini, tidak punya pakaian lain yang pantas," kata Sahlan.
Sahlan sendiri merupakan warga yang hidup dengan keterbatasan ekonomi.
Rumahnya yang ditempati bersama kelima anaknya bahkan jauh dari kata
layak.
Dinding hanya terbuat dari anyaman bambu dan atapnya reot. Sebulan
lalu, para tetangganya mengumpulkan dana secara swadaya untuk
merenovasi rumahnya. Namun, uang yang terkumpul hanya cukup untuk
membangun dinding rumah Sahlan. Kekurangan dana ini diusulkan ke
Pemprov Jateng melalui program RTLH.
"Dananya sudah turun, kata para tetangga nanti akan ada gotong-royong
lagi membangun rumah ini," papar dia.
Sahlan sudah menempati rumah itu puluhan tahun. Tiap musim hujan, ia
harus bersabar menerima datangnya 'tamu' air yang merembes bocor ke
dalam rumahnya.
"Dulu sudah mau ambruk, kalau hujan ya bocor semua, tapi tidak bisa
apa-apa ya namanya orang tidak punya," tandasnya. dtc