Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Washington DC. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa menyerahnya kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Raqqa, Suriah disebabkan oleh kebijakannya. Trump menyebut hal ini tidak terjadi sebelumnya karena 'Anda tidak memiliki Trump sebagai presiden'.
Seperti dilansir CNN, Rabu (18/10), Trump memberikan komentar ini setelah pasukan milisi Suriah yang didukung koalisi pimpinan AS menyatakan pertempuran besar melawan ISIS di Raqqa telah berakhir. Mereka menyatakan Raqqa telah terbebas dari ISIS.
Militer AS belum secara resmi mengumumkan kemenangan atas ISIS dalam operasi militer di Raqqa. Namun perkembangan itu menandai momen penting dalam pertempuran melawan ISIS di Suriah.
"Saya yang mengubah total aturan pertempuran. Saya yang mengubah total militer kita, saya yang mengubah total perilaku militer dan mereka telah melakukan tugas yang fantastis," ujar Trump dalam acara 'The Chris Plante Show'.
"ISIS sekarang menyerah, mereka menyerahkan diri, mereka mengangkat tangan mereka, mereka pergi. Tidak ada yang pernah melihat hal itu sebelumnya," ucap Trump.
Saat pembawa acara tersebut, Plante, menanyakan mengapa hal ini tidak terjadi sebelumnya, Trump menjawab: "Karena Anda tidak memiliki Trump sebagai Presiden Anda."
"Itu merupakan perbedaan besar, ada perbedaan yang sangat besar jika Anda melihat militer sekarang," cetus Trump.
Yang dimaksud dengan perubahan total dalam militer merujuk pada keputusan Trump Mei lalu, yang menyerahkan seluruh wewenang pertempuran yang sebelumnya ada di tangannya kepada Pentagon atau Departemen Pertahanan AS. Dengan penyerahan ini, pengambilan keputusan dalam pertempuran ada di tangan Pentagon dan para komandan militer yang mengawasi langsung operasi militer AS di Suriah dan Irak.
Pejabat pemerintahan Trump menyebut perubahan itu sebagai upaya memberdayakan militer dan mengubah protokol yang selama ini berlaku. Perubahan itu, disebut sejumlah pejabat militer AS, telah membantu memajukan pertempuran melawan ISIS. Namun tidak bisa dibuktikan secara jelas bahwa kebijakan Trump itu yang telah memicu ISIS menyerahkan diri.
Kiprah para petempur Pasukan Demoratik Suriah (SDF) yang didukung koalisi pimpin AS, tidak bisa diabaikan begitu saja. SDF yang terdiri dari 31 ribu milisi Kurdi Suriah dan 24 ribu milisi Arab Suriah ini bertempur secara langsung mengadapi ISIS di lapangan. Mereka dibantu oleh para penasihat militer AS, yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran.
Namun tetap saja, Trump mengklaim bahwa AS telah kalah dalam perang melawan teror sebelum dirinya menjabat Presiden. "Saya mengubah aturan pertempuran sekitar sebulan lalu dan kita sekarang bertempur untuk menang, bukannya bertempur untuk bertahan di sana. Kita dulu kalah, sekarang kita menang," tandasnya. (dtc)