Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Pembangunan mega proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt
(MW) saat ini terus dilakukan. Dalam hal ini, PLN kebagian 10.000 MW
dan 25.000 MW sisanya digarap oleh Independent Power Producer (IPP).
Namun, menurut Menko Kemaritiman, Luhut Panjaitan, porsi PLN dalam
menggarap proyek 35.000 MW dimungkinkan untuk dikurangi. Hal ini
dilakukan agar tidak membebani keuangan PLN.
"Pembangkit itu jangan terlalu banyak pemerintah yang punya, IPP perlu
juga dapat. Jawa kan ini sudah cukup. Nah yang di luar jawa kita
dorong PLN berikan ke private sector, IPP bisa tambah bagian," jelas
Luhut di Kantor Staf Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017).
Proyek pembangkit listrik sebesar 35.000 MW mengacu pada proyeksi
pertumbuhan ekonomi sekitar 6-7% per tahunnya. Sehingga diperlukan
tambahan listrik dalam 5 tahun ke depan waktu itu hingga 2019 sebesar
35.000 MW. Akan tetapi, perkiraan tak sesuai harapan. Sehingga
dikhawatirkan terjadi kelebihan pasokan listrik.
"Kita kira kira kalau ini nanti COD (Commercial Operation Date) pada
2019 kira kira 22.000- 23.000 MW, ini sudah perfect. Tapi PPA nya
sudah selesai semua pada tahun itu," terang Luhut.
Meski demikian, Luhut mengatakan tidak perlu melakukan revisi terhadap
pembangunan pembangkit 35.000 MW. Luhut juga menyarankan agar dalam
pembangunan peran swasta dalam pembangunan pembangkit bisa bertambah.
"Enggak perlu ada revisi. Beruntung kita baru 22.000- 23.000 MW.
Karena kalau enggak, kita overvsupply, enggak bagus juga," tutup
Luhut.dtc