Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Boyolali. Kondisi wajah Mbah Jiyem digerogoti kanker. Meski sudah pernah dioperasi, kondisinya tak semakin membaik. Mbah Jiyem tidak bisa menjalani kemoterapi karena tidak ada yang mendampingi. Selama ini hanya bertahan dengan obat dari Puskesmas.
Sebagian wajah Mbah Jiyem telah mengalami kerusakan. Bahkan, hidungnya sudah hilang. Mata kanannya juga sudah kena dan tidak bisa melihat. Sedangkan yang kirinya juga mulai terganggu. Untuk bisa melihat, kelopak mata kirinya harus dibuka menggunakan jari.
Mbah Jiyem sudah pernah menjalani operasi di RSUD Pandan Arang, Boyolali. Seusai operasi, saat itu dokter menyarankan agar menjalani perawatan lanjutan dengan kemoterapi. Namun karena tidak ada yang mendampingi, Jiyem tidak melakukannya.
Mbah Jiyem hidup sebatang kara, kini dia dirawat oleh Pujiati, keponakannya. Saat Mbah Jiyem diminta melakukan kemoterapi, Pujiati sendiri juga mengalami musibah harus dirawat karena patah tulang tangannya. Karena itu dia tidak bisa mengantar bibinya itu rutin menjalani kemoterapi.
Selanjutnya saat itu Mbah Jiyem hanya mengandalkan pengobatan rawat jalan. Selanjutnya dia hanya dibelikan obat dari Puskesmas terdekat.
"Kalau obatnya habis, beli sendiri ke Puskesmas. Alhamdulillah, sekarang sudah punya BPJS. Jadi beli obat gratis," kata Pujiati, Kamis (19/10/2017).
Petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kemusu, Agus Sugiyarto, membenarkan Mbah Jiyem sudah memiliki kartu BPJS. Sebenarnya pengobatan lanjutan melalui kemoterapi juga ditanggung BPJS.
"Persoalannya, pihak kerabat kesulitan mendampingi serta mengantar ke rumah sakit," katanya.
Sementara itu Camat Kemusu, Supana, mengaku sudah melakukan koordinasi dengan jajaran terkait guna mencari solusi terbaik terkait perawatan Jiyem. "Mudah-mudahan ada solusi secepatnya untuk mengurangi penderitannya," harapnya. (dtc)