Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Gerai-gerai di pusat perbelanjaan seperti Glodok dan Mangga Dua tutup. Banyak yang menilai, hal itu diakibatkan karena daya beli yang turun.
Namun menurut Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), hal itu bukan disebabkan daya beli yang lesu, melainkan karena ketatnya kompetisi di industri ritel.
"Bukan ekonomi lesu, tapi kompetisinya ketat. Ya karena kita sudah memasuki era ASEAN komoditi, free trade ya. Kemudian ASEAN juga mengalami perjanjian bilateral," kata Wakil KEIN, Arief Budimanta, saat berkunjung ke kantor detikcom, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
"Jadi ini semua memang membangun suasana kompetisi seperti yang dikatakan Presiden (Jokowi Widodo/Jokowi), bahwa kita ini memang sudah berubah. Dan Kita harus siap untuk merespons itu untuk tingkatkan daya saing kita," sambungnya.
Bahkan dirinya mengatakan, saat ini konsumsi rumah tangga justru sedang mengalami perbaikan. Hal itu, menurutnya terlihat dari data Badan Pusat Statisik (BPS) pada kuartal I dan II 2017.
Selain itu, dirinya menilai memang ada perubahan pola belanja dari masyarakat. Saat ini, kata Arif, industri di sektor online lebih diminati masyarakat.
"Kalau kita lihat dari sisi konsumsi rumah tangga, ada peningkatan, ada perbaikan yang baik. Bahwa mungkin ada shifting dari yang offline ke online itu juga terjadi. Lalu juga pilihan-pilihan terhadap berbagai macam produk dari sisi kualitas, berbagai macam harga, itu juga semakin banyak saat ini. Jadi suasana kompetisinya makin ketat," ujarnya.
Maka itu, kata Arif, pelaku usaha dan industri perlu merespon hal itu untuk bisa meningkatkan daya saingnya.
"Jadi memang tidak bisa business as usual. Kalau business as usual, kita hanya tumbuh segini-segini saja. Kita harus bikin terobosan kerja inovatif dan diukur dari waktu ke waktu," jelasnya. (dtc)