Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, memastikan posisi rupiah yang masih dalam tren pelemahan dikarenakan efek dari kondisi eksternal. Sementara di dalam negeri dipastikan tak ada permasalahan serius.
Hingga sore ini, dolar Amerika Serikat (AS) berada pada level Rp 13.514. Cukup signifikan dibanding posisi bulan lalu yang sekitar Rp 13.200.
"Jadi kondisi ini adalah kondisi yang cukup baik dari Indonesia. Perkembangan di luar negeri perlu diwaspadai," ungkap Agus di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/10/2017).
Agus menjelaskan, kondisi luar negeri yang patut diwaspadai salah satunya adalah dari AS. Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal kenaikan suku bunga acuan jelang akhir tahun.
"Kita juga mendengar balance sheet reduction The Fed yang akan dilakukan. Namun yang banyak dibicarakan kepastian yang akan dipilih untuk meneruskan sebagai chair dari The Fed. Hal-hal ini yang utama terjadinya gejolak pasar uang," paparnya.
Dari dalam negeri, kata Agus, tidak ada persoalan yang begitu serius. Pertumbuhan ekonomi 5,01% selama semester I-2017 dan diproyeksi 5,1-5,2% di semester II. Inflasi berdasarkan suvei minggu ketiga Oktober 3,66% (year on year).
Posisi defisit transaksi berjalan juga semakin rendah, dengan perkiraan di bawah 2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). "Yang umum Fundamental ekonomi kita dalam kondisi baik," tegas Agus. (dtc)