Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Presiden Jokowi adalah seorang insinyur kehutanan lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tetapi dia kaget ketika ada warga yang menawari instansi pemerintah untuk rapat di tengah hutan.
Jokowi mengawali kegiatan pagi ini dengan membuka Konferensi Tenurial, Reformasi Penguasaan Tanah dan Pengelolaan Hutan di Indonesia tahun 2017 di Istana Negara. Dia didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri LHK Siti Nurbaya membagikan sertifikat lahan untuk masyarakat adat.
Setelah berpidato, Jokowi memanggil 2 orang perwakilan penerima sertifikat untuk berdialog. Orang yang pertama bernama Reynaldi, Ketua LPHD Desa Baturaja, Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
"Itu 1.000 hektare mau dipakai untuk apa, Pak?" tanya Jokowi.
"Mau dijadikan desa wisata, yang jelas kami tidak akan merusak fungsi hutannya," jawab Reynaldi.
Jokowi tersenyum mendengar itu. Pemerintah memang membagikan sertifikat hutan adat kepada masyarakat adat agar hutan tak dirusak. Di sampimg itu, hutan memiliki fungsi ekonomis yang bisa menyejahterakan masyarakat.
"Kalau merusak hutannya ya dicabut lagi (sertifikatnya)," kata Jokowi.
Tetapi Jokowi masih menanyai lagi secara khusus tentang konsep desa wisata yang ingin dibangun Reynaldi dan warga desanya. Reynaldi langsung menjawab dengan gamblang.
"Mungkin area kemah, mungkin nanti bisa homestay seperti yang Bapak bilang, mungkin ada dinas atau instansi mau rapat bisa di desa kami," papar Reynaldi.
"Rapat di tengah hutan?" tanya Jokowi dengan ekspresi kaget.
"Iya, Pak," tandas Reynaldi.
Jokowi geleng-geleng mendengar ide itu. Tetapi tetap ada raut senyum mendengar ide baru ini.
"Ya sudah nanti dibuat ajalah business plan. Tapi tolong muter ya beberapa desa-desa yang sudah sukses melakukan itu, kemudian bikin proposalnya diserahkan ke saya. Saya bantu dikit-dikit," kata Jokowi. (dtc)