Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Surabaya. Selesai aksi kesurupan massal, para penari barongan yang telah disadarkan oleh para pawang beristirahat. Sambil duduk di sebelah panggung yang didirikan di lapangan Kodam V/Brawijaya, mereka mengobati bagian tubuhnya yang sakit akibat kesurupan.
Termasuk Ariananta Adji alias Revi Kecik (15), seorang penari yang memakan dupa saat kesurupan massal berlangsung.
"Mulutku sakit tapi pas kesurupan nggak kerasa apa apa, rasanya cekit-cekit sakit," ungkap Revi, seorang penari yang membawa cemeti dari Himpunan Reog Jaranan Surabaya (HIPRES) kepada detikcom, Rabu (25/10/2017).
Revi mengaku saat mendengar alunan musik sambil menari, tiba-tiba kesadarannya hilang.
"Saya masih sadar waktu awal-awal nari, tiba-tiba saja pas pertengahan saya nggak sadar. Saya juga nggak sadar tadi makan dupa, rasanya kayak tidur gitu," ujarnya sambil tertawa ringan.
Bagi Revi menari dan kesurupan bukanlah hal yang melelahkan. Ia mengaku gemar menari sejak TK.
"Saya sudah dari TK nari dan mulai kelas 5 SD. Kesurupan sudah sering, jadi biasa aja, nggak capek," ujar Revi.
Namun tak semua orang sama dengan Revi, bagi beberapa orang, menari sambil kesurupan merupakan hal yang sangat melelahkan.
"Iya, tadi nggak sadar (sewaktu kesurupan). Setelah kesurupan ya capek, kaki, lengan, mulut saya sakit," kata Pedro Kusumawardana (15) seorang penari barongan singkat. (dtc)